Sekelompok Rakyat Papua Nyatakan Kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda Jadi Presiden Sementara

2 Desember 2020, 21:48 WIB
BENNY Wenda Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat. //Twitter @BennyWenda/

MANTRA SUKABUMI – Sekelompok Rakyat Papua Nyatakan Kemerdekaan Papua Barat, dan mengangkat Benny Wenda jadi Presiden Sementara.

Ratusan orang Papua berdemonstrasi saat para pemimpin kemerdekaan mendeklarasikan pemerintahan sementara dalam 'jalan menuju kemerdekaan' dari Indonesia. 

Saat Papua Barat mendeklarasikan hari kemerdekaan, para ahli mengatakan deklarasi tersebut bisa menjadi awal dari jalan menuju kemerdekaan.

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Usai Heboh Adzan Hayya Alal Jihad, Cak Nun: Saya Akan Sekalian Pakai Hayya Alal Qital

Ratusan orang Papua menggelar aksi unjuk rasa setidaknya di delapan kota di Indonesia pada hari Selasa (1 Desember) untuk memperbarui seruan untuk kemerdekaan, ketika kelompok separatis menyatakan telah membentuk pemerintahan sementara di pengasingan.

Demonstrasi tersebut menandai ulang tahun Papua Barat yang mendeklarasikan kemerdekaan dari kekuasaan Belanda pada tahun 1961, yang diikuti oleh referendum yang disetujui PBB pada tahun 1969 yang membawa Papua di bawah kendali Indonesia.

Di antara lebih dari 100 siswa yang berbaris di ibu kota Jakarta, Roland Levy dari Papua mengatakan tanggal tersebut tetap signifikan selama beberapa dekade. Dikutip mantrasukabumi.com dari sbs.com.au, Selasa, 1 Desember 2020. 

“Tujuan saya bergabung dalam unjuk rasa hari ini adalah untuk memperingati 59 tahun proklamasi kemerdekaan bangsa Papua Barat yang dianeksasi oleh Indonesia,” katanya kepada Reuters, saat para demonstran mengibarkan spanduk menyerukan hak untuk menentukan nasib sendiri.

Baca Juga: Waduhh, Getol Kritisi Gubernur Anies Baswedan, 29 Pengacara Polisikan Ferdinand

Beberapa orang Papua menganggap referendum tahun 1969 tidak adil, mereka mengatakan bahwa intimidasi digunakan untuk mempengaruhi hasil sebenarnya yang ditolak Jakarta.

Aksi unjuk rasa itu terjadi setelah para pemimpin kemerdekaan Papua Barat mendeklarasikan pemerintahan sementara yang baru, mengintensifkan upaya selama puluhan tahun untuk melepaskan diri dari Indonesia di tengah meningkatnya kekerasan baru-baru ini.

United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menguraikan konstitusi baru pada 1 Desember 2020, saat provinsi Indonesia (Papua) yang diperebutkan menandai hari kemerdekaannya.

Provinsi Papua dan Papua Barat, yang secara kolektif dikenal oleh para aktivis kemerdekaan sebagai Papua Barat, membentuk wilayah barat dari pulau New Guinea, berbatasan dengan Papua Nugini di sebelah timur yang sudah merdeka.

Rumah bagi lebih dari 250 suku, Papua Barat mengibarkan bendera "Bintang Kejora" yang sekarang dilarang oleh pemerintah Indonesia, yang telah dinyatakan merdeka dari pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1961.

Baca Juga: Waduhh, Pemerintah Bohongi Rakyat? Duta Besar Arab Saudi Buka-Bukaan Soal Kepulangan Habib Rizieq

Militer Indonesia menguasai Papua Barat dalam beberapa bulan setelah deklarasi tersebut.

Penguasaan Indonesia atas provinsi telah lama menjadi penyebab ketegangan di antara penduduk asli, dengan konflik tingkat rendah dan gerakan kemerdekaan yang membara selama beberapa dekade.

Tapi kerusuhan berbulan-bulan dan kekerasan yang meningkat telah memperkuat tuntutan baru untuk kemerdekaan, mendorong ULMWP untuk mengumumkan pemerintahan sementara pada hari Selasa, 1 Desember 2020.

Kelompok itu menominasikan pemimpin yang diasingkan Benny Wenda, yang berbasis di Inggris Raya, sebagai presiden sementara.

Baca Juga: Loh, Baru Saja Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat Benny Wenda Puji Australia, Begini Katanya

“Ini hari yang sangat penting bagi rakyat saya. Kami sekarang memulihkan kedaulatan kami dan pemerintah sementara kami di Papua Barat, ”katanya kepada SBS News.

Benny Wenda mengatakan, dengan pemerintahan sementara Papua Barat berarti provinsi "tidak akan tunduk kepada Indonesia".

“Kami tidak mematuhi aturan dan hukum Indonesia yang diberlakukan pada kami,” ujarnya. **

 

Editor: Robi Maulana

Sumber: SBS News

Tags

Terkini

Terpopuler