Banjir Jakarta jadi Sorotan Dunia, Begini Media Asing Menilai Gubernur DKI Anies Baswedan

21 Februari 2021, 10:20 WIB
Foto udara banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). Menurut warga Banjir diakibatkan luapan kali Sunter pada pukul 03.00 WIB dan sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) sudah dievakuasi ke pengungsian.* //Fakhri Hermansyah//ANTARA FOTO

MANTRA SUKABUMI – Banjir yang melanda Ibu Kota negara Indonesia, Jakarta akhir-akhir ini mendapat sorotan dunia. Media Asing menyebut Jakarta, selain punya masalah dengan sistem pengairan juga dengan sikap Gubernur DKI, Anies Baswedan yang dinilainya tidak fokus.

Media ini mengabarkan pada Sabtu, 20 Februari 2021, operasi penyelamatan sedang berlangsung di ibukota Indonesia Jakarta di tengah banjir parah di beberapa daerah yang telah memaksa lebih dari 1.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

Sekitar 1.380 warga Jakarta dari daerah selatan dan timur kota dievakuasi setelah ketinggian banjir naik menjadi 1,8 meter di beberapa lingkungan, hal ini disampaikan Sabdo Kurnianto, pelaksana tugas kepala badan mitigasi bencana Jakarta, dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Temui Teten Masduki, Shopee Sampaikan Dominasi Pedagang Lokal dan UMKM sampai dengan 97 Persen

Baca Juga: Jakarta Kembali Diterjang Banjir, Atta Halilintar: Kali ini Pondok Indah ada Waterboom

"Dua ratus lingkungan telah terpengaruh, menurut data terbaru," kata Gubernur DKI Anies Baswedan kepada televisi lokal pada Sabtu pagi, Anies menambahkan bahwa lebih dari dua lusin pusat evakuasi telah disiapkan di seluruh Jakarta.

“Hujan sudah berhenti, tapi air dari daerah lain masih mempengaruhi Jakarta. Mudah-mudahan tidak sampai ke pusat kota dan saat air surut orang bisa kembali beraktivitas,” sambung Anies sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman Al-Jazeera pada 21 Februari 2021.

Badan Meteorologi Indonesia (BMKG) telah memperingatkan dalam beberapa hari mendatang hujan terberat di musim ini mungkin akan turun di sekitar Jakarta yang padat penduduk.

Dengan cuaca ekstrim, termasuk hujan lebat, petir dan angin kencang, diperkirakan akan terjadi sepanjang minggu ini hingga minggu depan, pihak BMKG menambahkan.

 Baca Juga: Dilaporkan atas Dugaan Hina Jokowi, Rocky Gerung: Saya Gak Bilang Otak Jokowi, tapi Otak Presiden

Baca Juga: Soal Perselingkuhan Nissa Sabyan, Kevin Aprilio: Pianis dan Penyanyi Miliki Kemisteri yang Tak Dimiliki Suami

"Ini adalah masa kritis yang perlu kita waspadai," kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG Indonesia.

“Jakarta dan sekitarnya masih dalam masa puncak musim hujan yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir Februari atau awal Maret,” sambung Dwikorita.

BMKG mengatakan, Jakarta akan siaga selama empat hari ke depan dengan data dari badan meteorologi yang menunjukkan curah hujan tinggi dalam 24 jam terakhir di wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang mencatat curah hujan 226mm sejak Jumat.

Warga Jakarta memposting foto di media sosial yang menampilkan orang-orang sedang mengarungi air berlumpur setinggi bahu, mobil hampir seluruhnya terendam, dan tim penyelamat sedang mengevakuasi warga lanjut usia dengan perahu karet.

 Baca Juga: Jakarta Dilanda Banjir Lagi, Ketua DPP PSI: Sudah Seharusnya ada Evaluasi Serius terhadap Anies Baswedan

 Baca Juga: Tak Selesai dengan Kasus Mateo, Mama Sarah Harus Kehilangan Anting itu Lagi, Sinopsis Ikatan Cinta Hari ini

Banjir datang pada saat Indonesia sedang bergulat dengan beban pandemi COVID-19 dan penghitungan kematian tertinggi di Asia Tenggara yang disertai resesi ekonomi.

Jessica Washington dari Al Jazeera, melaporkan dari salah satu daerah yang terkena dampak terparah di Jakarta Timur, menanyakan kenapa kota itu dilanda banjir setiap tahun, "ahli lingkungan dan ilmuwan mengatakan bahwa insiden ini tidak bisa dinormalisasi".

Jessica mengatakan pembangunan yang berlebihan, terlalu banyak beton, kurangnya ruang hijau, dan pengambilan air tanah yang berlebihan berkontribusi pada banjir parah dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang paling cepat tenggelam di dunia.

“Para ilmuwan yang kami ajak bicara mengatakan bahwa Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak bertindak seperti janjinya, alih-alih berfokus pada normalisasi sungai dan pelebaran sungai untuk membuat kota ini lebih tahan banjir, tapi Anies lebih fokus pada Estetis dari pada Praktis," ujar Jessica.

"Dan itu berarti di tahun ini dan juga berpotensi di tahun-tahun mendatang, krisis banjir di Jakarta hanya akan bertambah parah" pungkas Jessica. ***

Editor: Encep Faiz

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler