Terkait Penyerangan Terduga Teroris Mabes Polri, Ketua MPR Himbau agar Tak Menghubungkan dengan Agama Tertentu

1 April 2021, 11:37 WIB
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet).* /Dok Foto Dyandra Promosindo

MANTRA SUKABUMI - Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai Ketua MPR RI, menyatakan bahwa kasus penyerangan terduga teroris di Mabes Polri adalah alarm keras untuk semua pihak agar tingkatkan kewaspadaan pada serangan kelompok teroris.

Ketua MPR RI himbau agar masyarakat tak menghubungkan dengan agama tertentu mengenai kasus penyerangan terduga teroris di Mabes Polri.

Ketua MPR Bamsoet menyebutkan bahwa aparat keamanan di daerah - daerah juga seharusnya tingkatkan kewaspadaan dan keamanan, terutama dalam menjaga objek vital masyarakat.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Dinilai Bodoh, Deddy Corbuzier: Ini Buat Nembak Orang Tuh Gak akan Mati

Dikutip mantrasukabumi.com dari PMJ News, Ketua MPR di Jakarta menyebutkan bahwa Polri, BAIS, BIN dan aparat - aparat keamanan lainnya untuk memperkuat kegiatan intelijen. Jadi dapat mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pergerakan teroris.

"Begitupun dengan BNPT hingga TNI yang harus memaksimalkan perannya," tambah Bamsoet.

"Keberadaan UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, menjadikan tidak ada alasan lagi bagi aparat hukum untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan cukup dalam penanggulangan terorisme. Seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya," urainya melanjutkan.

Setelah itu Bamsoet mengimbau supaya masyarakat untuk tidak menghubung-hubungkan pakaian khas agama yang digunakan penyerang Mabes Polri dengan agama tertentu.

Oleh karena itu tidak perlu muncul stigma bahwa teroris berasal atau membawa salah satu agama.

"Walaupun penyerangan di Mabes Polri dilakukan oleh orang yang menggunakan pakaian khas muslim, bukan berarti penyerang mencerminkan kondisi penduduk muslim seutuhnya," katanya.

Baca Juga: Kasus Penyerangan Terduga Teroris di Mabes Polri Jadi Alarm Keras, Bamsoet: Harus Perkuat Kegiatan Intelijen

Baca Juga: Tanggapi Pemahaman Teroris, Ferdinand: Hidup di Hotel Mulya, Mati di Hotel Sahid Lebih Indah

"Siapapun dengan motif apapun bisa berada dibaliknya. Muslim Indonesia adalah muslim yang Rahmatan Lil Alamin, dengan mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta'adul (keadilan). Sikap si penyerang tersebut sangat jauh dari itu semua," tuturnya menambahkan.

Di sisi lain Bamsoet juga menegaskan, tindakan terorisme tidak cuma menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Melainkan juga kejahatatan pada persatuan dan kedaulatan kebangsaan. Sebabnya, dengan gotong royong semua kekuatan elemen bangsa, negara tidak boleh kalah oleh teroris.

"Walaupun dalam beberapa hari ini sudah terjadi dua peristiwa teroris yang mencengangkan, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri, masyarakat harus tetap tenang dan waspada," katanya.

"Bangsa Indonesia sudah membuktikan selama ini bisa hidup rukun dan damai antar pemeluk agama. Yang kita lawan bukanlah sesama pemeluk agama, melainkan teroris sebagai orang yang tidak memiliki agama, yang tidak pantas hidup di bumi Indonesia," tambahnya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler