Mendagri Tito Karnavian Imbau Kepala Daerah Terpilih Kendalikan Laju Pandemi Covid 19

14 April 2021, 21:25 WIB
Mendagri Tito Karnavian /dok Kemendagri

MANTRA SUKABUMI - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menghimbau kepada kepala daerah yang terpilih untuk kendalikan angka laju pandemi Covid-19.

Sebab bagaimanapun menurut Mendagri Tito Karnavian kepala daerah merupakan salah satu role model dalam menjalankan protokol kesehatan.

Bukan hanya itu saja kepala daerah juga merupakan salah satu kepala Satuan Tugas penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Tak Ada Larangan Mudik bagi Masyarakat, Irjen Pol Istiono: yang Mudik Awal ya Silahkan Saja, Kita Perlancar

"Karena kepala daerah merupakan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing," kata Mendagri Tito Karnavian sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews pada Rabu, 14 April 2021.

Tito Karnavian meminta kepala menjadi role model atau panutan dalam berbagai hal, terutama dalam penegakan protokol kesehatan Covid-19.

Mendagri menjelaskan, kepemimpinan kepala daerah amat dibutuhkan dan jadi suri tauladan bagi masyarakatnya. Sebaliknya, tindakan mengandung kontroversi, apalagi melanggar peraturan, sarat akan cibiran yang dapat mempengaruhi kepercayaan dari masyarakat.

Baca Juga: Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih

“Beberapa kasus kita lihat (oknum) kepala daerah, di-bully karena kumpul ramai-ramai tanpa masker, dan itu ada sanksi bisa mengandung dan membawa masalah hukum,” katanya.

Mendagri berpesan, agar kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak Tahun 2020 dapat menjaga muruah dan menghindari diri dari perbuatan yang dapat mengandung sanksi hukum maupun sanksi sosial.

Berikutnya Mendagri minta kepala daerah memetakan penurunan angka Covid-19 selama upaya penanganan dengan seluruh indikator, tidak memastikan angka penurunan dari satu indikator saja.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Abdullah Hehamahua, Guntur Romli: Anda Jangan Takabur dan Sombong

Tito memaparkan sejumlah indikator dari keberhasilan pengendalian Covid-19. Yang paling utama kata dia, adalah turunnya angka positif, namun penurunan angka positif bukan dengan menurunkan jumlah pengetesan.

"Testing-nya meningkat, tetapi memang angkanya (positifnya) yang rendah, karena kasusnya menurun," kata Mendagri.

Kemudian, indikator lainnya kata dia yakni tingkat kesembuhan yang tinggi, hal itu didapatkan karena treatment dan pencegahan yang dilakukan secara baik.

Indikator selanjutnya, yakni angka kematian yang rendah. Salah satu ukuran untuk melihat angka kematian akibat Covid-19 rendah, kepala daerah dapat memanfaatkan data kematian yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), tidak hanya mengandalkan data dari rumah sakit.

"Dukcapil itu memiliki angka kematian, orang meninggal biasanya buat akta (kematian). Bila ternyata tidak terjadi lonjakan kematian baik berdasarkan data dinas dukcapil maupun rumah sakit, itu berarti menunjukkan bahwa angka kematian akibat Covid-19 betul-betul rendah," ucapnya.

Indikator terakhir, yakni kesiapan ruang rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR).

Jika ketersediaan ruang ICU rumah sakit atau angka BOR masih di bawah 50 persen, itu menunjukkan kondisi yang baik. Namun, bila angka itu mendekati 100 persen, kondisi itu terbilang buruk karena orang yang sakit tak bisa terlayani.

Untuk itu, Mendagri menekankan, agar angka positif Covid-19 menjadi perhatian pemerintah daerah setiap harinya, perhatian itu juga dilakukan kepada angka kesembuhan dan kematian. Kondisi itu harus menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah.

"Itu menjadi menu tiap hari bagi kepala daerah," kata Mendagri Tito Karnavian.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler