Sentil Masalah Negara, Politikus PKS Mardani Ali Sera: Semakin Gak Jelas Pemerintah

22 April 2021, 05:00 WIB
Politisi PKS, Mardani Ali Sera. /Instagram.com/@mardanialisera

MANTRA SUKABUMI - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 204-2019 Mardani Ali Sera baru-baru ini menyebutkan berbagai masalah negara.

Hal ini disampaikan oleh Politikus PKS Mardani Ali Sera di Akun Twitter milik pribadinya yaitu @MardaniAliSera.

Cuitan tersebut ditulis oleh Mardani Ali Sera di akun Twitter milik pribadinya pada 21 April 2021, bahkan dalam cuitannya Ia menyebutkan Pemerintah Semakin gak jelas bukan hanya itu, adapun isi cuitan tersebut yaitu sebagai berikut.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Kecewa Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang, Ahli Telematika: Malah Ikutan Harun Masiku

"Masalah bangsa saat ini Korupsi, Utang negara, Ekonomi ambruk, Pengangguran, SDM, dan lain-lain," tulis Mardani Ali Sera sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com di akun Twitter @MardaniAliSera pada Kamis, 22 April 2021.

Dalam cuitan tersebut Mardani Ali Sera menunjukan berbagai macam masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia.

Adapun masalah negara Indonesia yang disebutkan oleh politikus Partai PKS Mardani Ali Sera yaitu seperti masalah Korupsi, Utang Negara, Ekonomi Ambruk, dan pengangguran.

Selanjutnya Politikus Partai PKS Mardani Ali Sera dalam cuitannya di akun Twitternya menyinggung masalah pemerintah yang mengotak atik masalah frasa agama.

"Kenapa yang di otak atik pemerintah "frasa Agama", Pancasila, Bahasa Indonesia," tulis Mardani Ali Sera.

Baca Juga: Anies Baswedan Klaim 98 Persen Warga Jakarta telah Dilindungi BPJS, Netizen: Jadi RI 1 pada 2024

Dalam cuitan selanjutnya Politikus Partai PKS Mardani Ali Sera mempertanyakan pemerintah yang malah mengotak Atik masalah frase agama, tak hanya itu dirinya juga memperbanyak masalah menghilangkan peran ulama Nahdlatul Ulama (NU) dari sejarah.

"Dan baru-baru ini menghilangkan peran Ulama NU dari sejarah," tulis Mardani Ali Sera.

Bahkan politikus Partai PKS Mardani Ali Sera sangat berani dengan menyebutkan Semakin gak jelas Pemerintah bahkan mengakhirinya dengan #Gajebo.

"Semakin gak jelas pemerintah. #Gajebo," tulis Mardani Ali Sera.

Perlu Anda ketahui bahwa baru-baru ini muncul polemik bahwa nama pendiri NU KH Hasyim Asy'ari hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 dari hal inilah banyak menuai kontroversi.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 22 April 2021: Buntut Masalah DNA, Michelle Marah Besar pada Angga

Bahkan banyak berbagai pihak yang menyoroti polemik hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 bahkan ada yang menuding Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sengaja menghilangkan sosok pendiri NU.

Dari polemik yang beredar akhirnya pihak Kemendikbud buka suara guna mengklarifikasi atas isu yang beredar luas dan banyaknya tudingan dari berbagai pihak atas polemik tersebut.

Klarifikasi tersebut disampaikan langsung Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, dalam keterangan tertulisnya dirinya menegaskan bahwa pihak Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah dan tokoh-tokoh yang membangun bangsa.

"Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk KH Hasyim Asy'ari," tulis Hilmar sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi Kemendikbud pada Kamis, 22 April 2021.

Baca Juga: Pemerintah Rencana akan Impor Garam 2021, Susi Pudjiastuti Mohonkan ini pada Jokowi

Baca Juga: Bukan Riky yang Membocorkan, Pak Chandra Ceritakan Elsa Saat di Hotel, Nino Hampir Menamparnya

Guna meluruskan tudingan tersebut yang disampaikan dari beberapa kalangan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, menjelaskan bahwa Kamus Sejarah Indonesia tidak pernah diterbitkan secara resmi.

Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) dari naskah yang perlu penyempurnaan.***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler