Ternyata Gus Baha Dinobatkan Sebagai Kiyai of The Years Tahun 2020, Benarkah? Simak Ulasan Lengkapnya

2 Desember 2021, 19:25 WIB
Gus Baha kisahkan seorang yang berlari dengam semangat menuju ke neraka berakhir di surga. /Facebook.com / Ngaji Gus Baha'.

MANTRA SUKABUMI - Kehadiran KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menjadi Oase tersendiri bagi muslim milenial yang merindukan gagasan-gagasan Islam moderat.

Ia mengimbangi atau bahkan mungkin menggeser hingar-bingar fanatisme terhadap ustadz konservatif yang sempat menguasai jagad maya, sebut saja Felix Siauw, Khalid Basalamah, Firanda, hingga Yazid Jawas.

Gus Baha konsisten menawarkan kajian dua arah (ruang bertanya-menjawab), metode kajian yang pragmatis mengenai hukum agama, membuat namanya cepat dikenal masyarakat daring.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Gus Baha yang merintis karier di Yogyakarta dengan kajian-kajian ala pesantren mendadak viral kala kealimannya diakui oleh ustadz medsos seperti Ustadz Abdul Somad dan Adi Hidayat.

Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Kamis, 2 Desember 2021 Gus Baha dinobatkan sebagai kiyai of The Years 2020 silam, benarkah? Simak ulasan lengkapnya.

Pada periode pertengahan 2020, Alvara Research Center melakukan pendataan ustadz terpopuler di Indonesia.

Data survei menyebut Abdul Somad adalah ustadz paling populer dengan 18,6%. Kemudian disusul KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dengan 15,7%.

Di posisi ketiga dan keempat ada KH. Mustofa Bisri (8,3%) dan Abdullah Gymnastiar (5,3%).

Sedangkan di posisi kelima dan keenam ada Profesor Quraish Shihab serta Ustadz Adi Hidayat, dengan masing-masing 4,9%.

Dengan demikian, dalam penganugerahan Dai of the Year 2020 dari Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI), Gus Baha berhasil mengungguli ulama/ustadz lainnya di Indonesia.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Zahir dan Hakikat dari Nur Rosulullah SAW yang Allah SWT Ciptakan Terlebih Dulu

Sepanjang 2020, ustadz konservatif sudah tidak begitu diminati di dunia maya.

Agenda-agenda kreatif untuk menarik basis kaum milenial juga terhenti ketika pandemi sejak Maret tahun lalu.

Ketika media digital mengambil alih ruang dakwah, kajian Gus Baha yang dikenal alim dan intelektual menjadi primadona baru bagi masyarakat yang haus kajian dakwah.

Meskipun menggunakan metode ngaji pesantren dan sering menggunakan bahasa Jawa, namun gairah menuntut ilmu dengan Gus Baha tidak dapat dielakkan.

Youtube sebagai platform digital yang menyediakan aneka ragam konten kajian pria berusia 50 tahun tersebut turut menyajikan kajian dengan terjemahan bahasa Indonesia.

Melalui Gus Baha, kajian kitab klasik (kitab kuning) kembali diminati generasi milenial.

Itulah ulasan mengenai Gus Baha yang berhasil mendapatkan penghargaan kiyai of the years pada 2020 kemarin.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler