Pemerintah Ingatkan Warga Tak Mudik Idul Adha, Penularan COVID-19 Masih Tinggi

30 Juli 2020, 14:03 WIB
Covid-19 /

MANTRA SUKABUMI – Prof Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik Idul Adha 1441 Hijriah di masa pandemic, terlebih tren penularan COVID-19 di Indonesia masih tinggi.

Prof Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan dalam jumpa pers daring di Jakarta Kamis 30 juli 2020. "Mudik agar dipertimbangkan apabila tidak terlalu penting, dikarnakan penyumbang positif COVID-19 terbesar adalah dari daerah asal dan tujuan mudik,"

Sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari Antaranews, terdapat lima provinsi penyumbang kasus COVID-19 harian terbesar di Indonesia per 29 Juli 2020, di antaranya DKI Jakarta 577 kasus, Jawa Timur (359), Jawa Tengah (313), Sumatera Utara (241) dan Sulawesi Selatan (128).

Baca Juga: Pejabat dengan Cat Rambut Pirang, Penampilan Pasha UNGU Tuai Kritikan

Baca Juga: China Laporkan 105 Kasus Virus Corona Baru, Termasuk 96 Kasus di Wilayah Xinjiang

"Tingkat positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia per 29 Juli adalah 13,33 persen, yang lebih tinggi dari standar Badan Kesehatan Dunia WHO lima persen," katanya.

Dia mengatakan rating positif COVID-19 merupakan peringatan kewaspadaan bersama sehingga setiap unsur masyarakat dan pemangku kepentingan harus bisa meningkatkan kedisiplinan untuk menekan penularan virus itu di masyarakat.

"Jika jumlah positif COVID-19 menurun maka tingkat positif itu juga turun," katanya.

Ia mengatakan dari data tersebut membuat setiap pihak untuk dapat melindungi keluarga dan lingkungan sekitarnya agar tidak terpapar COVID-19 terutama kalangan rentan dalam momentum Idul Adha tahun ini.

Baca Juga: Sinopsis Film 'DANUR' di Bioskop Trans TV Malam ini, Prilly Latuconsina dan Hantu Hindia-Belanda

"Kasus positif dikontribusikan oleh masyarkat dengan usia 31-45 tahun sebesar 31,3 persen dari total seluruh penderita. Kontribusi positif COVID-19 dari golongan ini," katanya.

Sementara kasus meninggal tertinggi akibat COVID-19 berasal dari golongan penderita dengan usia lebih dari 45 tahun dan tingkat kematiannya 78 persen.

"Ini adalah jumlah yang sangat tinggai dari usia rentan yang meninggal. Hal ini menunjukkan kita agar berhati-hati, masyarakat muda yang tingkat potensi positif tinggi sementara yang usia di atas 45 berpotensi meninggal karena COVID-19," demikian Wiku Adisasmito.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler