Identik dengan PKI, Ternyata Lagu Genjer-Genjer Diciptakan Seniman Asal Banyuwangi

28 September 2020, 13:26 WIB
Lagu Genjer-Genjer Kerap Dianggap Proganda PKI, Lekat dengan Banyuwangi Simak ini Alasannya /indonesiakoran.com/

MANTRA SUKABUMI - Sejak zaman dahulu, lagu merupakan salah satu cara mengekspresikan suasana hati, Kondisi masyarakat, adat dan kebiasaan serta hal lainnya.

Banyak para seniman yang mengekpresikan kondisi bangsa melalui lagu, seperti Rhoma Irama dan Iwan Fals.

Melalui lagu itulah pesan yang ingin disampaikan kepada yang dituju bisa tersampaikan.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Baca Juga: Hati-hati, 14 Wilayah Ini Bisa Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter, Simak Mana Saja

Salah satu contoh lagu yang populer hingga saat ini adalah lagu Genjer-Genjer yang merupakan karya Muhammad Arif.

Seniman asal Banyuwangi tersebut mengisahkan nasib rakyat Indonesia di tahun 1960-an hingga saat itu Genjer-Genjer dikenal di seluruh penjuru Indonesia.

Dulunya Genjer-Genjer sering dipentaskan dalam kesenian Gandrung di Banyuwangi. Tak hanya itu, lagu ini juga sering dinyanyikan oleh musisi ibukota, bahkan di lingkungan istana.

Namun, jika membahas lagu Genjer-Genjer di masa ini, masyarakat tentu akan mengaitkannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Hadapi Tsunami 20 Meter, Ketua MPR: Pemda Harus Siap Siaga dan Waspada

Sejak rezim Orde Baru berkuasa lagu ini selalu disebut sebagai lagunya PKI. Bahkan, hingga kini lagu ini masih dicekal karena dianggap sebagai lagu PKI.

Lirik lagu Genjer-Genjer sendiri disebut berasal dari Bahasa Osing yang merupakan bahasa daerah Banyuwangi.

Lagu ini memiliki sejarah yang cukup panjang hingga dianggap sebagai lagu PKI. Salah satunya tertuang dalam jurnal berjudul Mitos Genjer-Genjer: Politik Makna dalam Lagu yang ditulis Utan Parlindungan.

Jurnal tersebut diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 17, Nomor 3, Maret 2014 (236-253). Berikut ringkasannya.

1. Lirik lagu Genjer-Genjer dan artinya

Genjer-genjer
nong kedok’an pating keleler
(dipematang sawah berhamparan)

Genjer-genjer
nong kedok’an pating keleler
(dipematang sawah berhamparan)

emak’e tole, teko-teko mbubuti genjer
(ibunya anak-anak, datang-datang mencabuti genjer)
emak’e tole, teko-teko mbubuti genjer oleh sak tenong
(ibunya anak-anak, datang-datang mencabuti genjer dapat sebakul)
mungkor sedot seng tole-tole
(lalu bergegas pergi, dapat yang kecil-kecil)

Genjer-genjer
saiki wis digowo muleh
(sekarang sudah dibawa pulang)

Genjer-genjer
isuk-isuk didol ning pasar
(pagi-pagi dijual dipasar)
isuk-isuk didol ning pasar
(pagi-pagi dijual dipasar)

Baca Juga: Bunga Lawang, Bukan Sembarang Bunga, Kandungan Didalamnya Sangaat Bermanfaat Bagi Kesehatan

dijejer-jejer, diuntingi, podo didasar
(dibariskan, diikat, dan semua digelar)
dijejer-jejer, diuntingi, podo didasar
(dibariskan, diikat, dan semua digelar)

emae’ Jebreng podo tuku nggowo welasan
(ibunya Jebreng pada beli membawa belasan ikat)

Genjer-genjer saiki wis arep diolah
(Genjer-genjer pun sekarang siap diolah).

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Portal Jember dengan Judul Sejarah Lagu Genjer-Genjer Identik dengan PKI, Ternyata Lekat dengan Masyarakat Banyuwangi

2. Kaitan Genjer-Genjer dengan PKI

Dari lirik tersebut, diketahui bahwa masyarakat setempat terbiasa mengumpulkan sayuran genjer di pematang sawah untuk dijual di pasar.

Bisa dibilang, lirik ini tidak berkaitan dengan PKI. Namun, di masa itu PKI sangat menyukai lagu ini. Sejumlah artis kondang juga diminta menyanyikan Genjer-Genjer untuk menggaet lebih banyak kader PKI.

Baca Juga: Indonesia Diterpa Isu Tsunami 20 Meter, Berikut Daftar Bencana Tsunami yang Terjadi

Selain itu, lagu ini juga diciptakan ketika Muhammad Arif tergabung di Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berdiri dibawah PKI.

Dari sinilah akhirnya Genjer-Genjer sangat identik dengan PKI dan dianggap lagu kebangsaan partai berlogo palu arit tersebut

3. Dipelesetkan menjadi Jenderal-Jenderal

Hasan Singodimayan yang merupakan anggota Himpunan Seniman Banyuwangi Indonesia (HSBI) memiliki catatan pribadi soal ini.

Hasan yang juga merupakan teman akrab Muhammad Arif menuliskan bahwa Genjer-Genjer dipelesetkan menjadi Jenderal-Jenderal. Berikut liriknya.

Baca Juga: Waspada, Tsunami 20 Meter Ancam Selatan Jawa, Berikut Penjelasan Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG

Jenderal-jenderal nyang ibu kota pating keleler
Emake Gerwani, teko teko nyuliki jenderal
Oleh sak truk, mungkir sedot sing toleh-toleh
Jenderal-jenderal saiki wes dicekeli
Jenderal-jenderal isuk-isuk pada disiksa
Dijejer ditaleni dan dipelosoro
Emake Gerwani, teko kabeh milu ngersoyo
Jenderal-jenderal maju terus dipateni

Adanya pelesetan ini juga menjadi salah satu alasan Genjer-Genjer dianggap identik dengan PKI hingga saat ini.** (Dinar Firda Rosa/Portal Jember)

Editor: Andriana

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler