Terkuak, Buka-bukaan Alie Marzuki Mengaku Sebagai Dalang Ricuhnya Aksi Unjuk Rasa RUU Cipta Kerja

12 Oktober 2020, 14:20 WIB
ilustrasi demo tolak Omnibus Law: UIN Raden Fatah Palembang sarankan pada pihak yang tidak menyetujui UU Ciptaker tetap berada di jalur yang telah disediakan oleh negara. /

MANTRA SUKABUMI - Pengesahan RUU Cipta Kerja beberapa hari terakhir ini banyak menuai konflik dan penolakan.

Pengesahan RUU tersebut di tolak oleh sejumlah mahasiswa dan buruh serta pihak-pihak lainnya.

Aksi penolakan tersebut dilakukan dengan sejumlah demo yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Baca Juga: Amien Rais Minta Rakyat Kenang Presiden Jokowi Sebagai Pencetus Omnibus Law UU Cipta Kerja

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Siap Dicairkan, Namun Pekerja Ini Diancam Hukuman

Dampak dari aksi tersebut membuat sejumlah fasilitas di kota mengalami kerusakan. Bahkan terjadi aksi kekerasan.

Seusai demo yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dan buruh serta masyarakat yang menentang pengesahan RUU Cipta kerja.

Beredar kabar jika demo yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut di danai oleh pihak tertentu.

Usut punya usut, mantan ketua DPR RI periode 2009-2014 yaitu Marzuki Alie, secara buka-bukaan mengakui bahwa ialah dalang dibalik unjuk rasa yang sebenarnya.

Pengakuannya didasarkan sebab beredar rumor bahwa Susilo Bambang Yudhoyona (SBY) lah yang di sebut-sebut sebagai dalang serta membiayai demo menolak UU Cipta Kerja.

Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Vs Makedonia Utara, Strategi di Duel Ke 2, Cek Jadwal dan Ulasannya

Padahal hal tersebut tidaklah benar. Bahkan Marzuki Alie mengaku dirinyalah yang mendanai para mahasiswa dalam aksi turun ke jalan sebagai bentuk upaya menolak pengesahan UU Cipta Kerja.

Marzuki Alie merupakan Rektor Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang, Sumatera Selatan. Ia mendukung penuh aksi mahasiswa yang melakukan demo menolak Omnimbus Law UU Cipta Kerja.

Menurut pengakuannya, Marzuki Alie juga memberikan fasilitas terhadap mahasiswanya berupa menyiapkan uang makan untuk yang mengikuti demo.

"Mahasiswa ikut demo kita fasilitasi, datang ke kampus, kita kasih uang makan agar mereka tidak terpengaruh orang luar yang kasih nasi bungkus," kata Marzuki sepertinya dikutip mantrasukabumi.com dari konferensi pers virtual pada Jumat 9 Oktober 2020 lalu.

Sikap Marzuli Ali ini terbuka kepada mahasiswanya yang menentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah, terlebih kebijakan tersebut dinilai tidak pro kepada masyarakat.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Pamengpeuk Garut, Warga Mengungsi di Kantor Kecamatan

Diketahui, Marzuki Alie merupakan salah satu tokoh politik yang menolak keras pengesahan Omnimbus Law RUU Cipta Kerja.

Menurutnya, dalam RUU Omnibus Law terdapat pasal yang ia fokuskan untuk perizinan dimana lembaga pendidikan harus berbadan izin usaha (PT).

Artinya jika Pendidikan harus berbadan PT maka, pendidikan diartikan sebagai pendidikan komersil. Sementara itu, pendidikan merupakan tanggung jawab negara.

"Artinya, pendidikan jadi komersiil. Padahal, pendidikan ini menjadi tanggung jawab negara," kata Marzuki Alie.

"Kami juga sudah mengutus orang untuk ke DPR agar klaster pasal pendidikan ini dikeluarkan atau judicial review ke MK," tambahnya.

Baca Juga: Gegara Dianggap Penjilat, Ferdinand Hutahaean Pamit dari Demokrat

Selain itu, dalam rapat menyuarakan aspirasi rakyat, jajaran DPR kerap tidak mendengar kan aspirasi tersebut. Hal itulah yang membuat kekesalan Marzuki Alie memuncak.

Marzuki Alie pun mengungkapkan bahwa selama ia menjadi ketau DPR-RI, ia tidak pernah pmenolak kedatangan massa yang menyampaikan orasi.

"Saya selama menjabat sebagai ketua DPR setiap orang demo saya panggil yang demo itu, saya dengarkan apa yang mereka mau," kata Marzuki

"Kenapa harus takut, itu adalah adik-adik kita, anak-anak kita, temui saja. Semua yang penting adalah komunikasi," pungkasnya.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Konferensi Pers Virtual

Tags

Terkini

Terpopuler