Tanggapi Pencopotan Kapolda Metro Jaya, dr. Tirta: Salah ya Salah, Ditegur, Salah Kita Akui

18 November 2020, 14:50 WIB
dr. Tirta Mandira Huhdi /Instagram/@dr.tirta

 

MANTRA SUKABUMI – Senin, 16 November 2020, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sujana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Hal itu dilakukan sesuai dengan TR Kapolri Nomor ST 3222 / XI / Kep / 2020 / tanggal 16 November 2020 tentang pemberhentian dan pengangkatan jabatan di lingkungan Polri yang ditandatangani oleh 6Asisten SDM Polri atas nama Kapolri, Irjen Pol Sutrisno Yudi Hermawan.

Sebelum dicopot dari jabatannya, Nana Sudjana Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana bersama dr. Tirta pernah membagikan masker kepada ribuan buruh sebelum aksi demo menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Habib Rizieq Peringatkan Soal Teror Prancis, Ferdinand Hutahaean: Mengerikan dan Barbar

Hal itu diungkap dr. Tirta melalui unggahan Instagramnya pada Selasa, 17 November 2020.

 “Saya bareng Kapolda Metro Irjen Nana sebelum dicopot dan dimutasi, kita bagi masker 150.000 pcs ke buruh-buruh Jababeka sebelum demo-demo itu,” tuturnya, dikutip mantrasukabumi.com dari akun @dr.tirta pada Rabu, 18 November 2020.

Sebagaimana diketahui, pencopotan Nana Sudjana dilakukan sebagai sanksi karena tidak melaksanakan perintah dalam menegakan protokol kesehatan.

Dia pun dimutasi dan diangkat dengan jabatan baru sebagai Koorsahli Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

“Beliau 2 hari lalu dicopot, karena dianggep salah atur terapin protokol,” ucap dr. Tirta.

Sebelum Nana Sudjana, dr. Tirta pun juga dicopot dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada bulan Juni 2020 lalu.

Baca Juga: Ditetapkan Sebagai Tersangka, Kepala Cabang Maybank Akui Penyimpangan Dana dan Keperluan Pribadi

Pencopotan dr. Tirta sebagai Satgas Covid-19, karena dirinya gagal menerapkan jaga jarak saat melakukan edukasi.

Atas permasalahannya tersebut, dr. Tirta pun dirundung netizen di media sosialnya selama tujuh hari.

“Juni 2020, saya gagal jaga jarak saat edukasi di HW, saya dicopot dari Satgas Covid, di-bully senegara wkwkwakak selama 7 hari di medsos,” katanya.

Hal yang sama terjadi kepada Nana Sudjana, dr. Tirta mengatakan bahwa dicopot dari jabatan karena melakukan kesalahan adalah sebuah risiko.

“Kami merasakan hal yang sama. Salah ya salah, ditegur. Salah kita akui. Merah Putih, terus,” ucapnya.

Baca Juga: Rasullullah SAW dan Sahabat Pernah Minum Saat Berdiri, Begini Hukumnya Menurut Syeikh Ali Jaber

Dia juga meminta warganet untuk tidak mengaitkan kritikannya kepada kepala daerah dan tokoh lain, dengan sebutan-sebutan yang dibuat warganet.

“Saya kritik pak Anies, bukan berarti saya cebong. Saya kritik anak presiden, bukan berarti saya kadrun. Saya kritik pak RK (Ridwan Kamil), pak Ganjar, bukan berarti musuh mereka. Jangan apa-apa sangkut pautin tokoh ya,” tutur dr. Tirta.

Dia mengatakan bahwa dirinya merupakan pihak yang netral, dan mengajak warganet untuk menghilangkan ego karena musuh yang sesungguhnya adalah pandemi Covid-19.

“Kita sama pak, saya gigi netral. Saya manusia biasa, buat salah ya minta maaf. Terima sanksi. Hilangkan semua ego, musuh kita 1: pandemi,” ujar dr. Tirta.**

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler