The Economist lantas menyebut pencalonan Gibran dan Bobby sebagai momentum "luar biasa", mengingat Jokowi awalnya menolak memuluskan jalan politik bagi keluarganya.
Baca Juga: Penyidik Periksa Habib Rizieq, Polda Metro Jaya Beri Ungkapan Ini
Selain Jokowi, The Economist juga menyoroti pejabat Indonesia lain yang melanggengkan politik dinasti keluarga. Putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tangerang Selatan juga tak luput disinggung dalam artikel tersebut.
Ditambah keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djoyohadikudumo yang maju sebagai wakil wali kota Tangsel berpasangan dengan Muhammad.
"Putra dan menantu Jokowi bukan satu-satunya orang yang memiliki ikatan dengan istana kepresidenan yang terlibat dalam kehebohan (Pilkada). Putri wakil presiden, yang mencalonkan diri sebagai wali kota Tangerang Selatan, kota yang berbatasan dengan Jakarta, bersaing dengan keponakan menteri pertahanan (RI)," tulis media asing tersebut.
Tak hanya sampai di situ, media asal Inggris itu pun turut menyoroti kekecewaan masyarakat Indonesia atas tumbuh suburnya politik dinasti di tanah air.
Baca Juga: Selalu Ada Drama Habib Rizieq Shihab, Secara Mengejutkan Haikal Hassan Jawab Sepakat
Pada 2015, parlemen nasional mengeluarkan undang-undang yang melarang keluarga petahana mencalonkan diri sebagai bupati, wali kota, atau gubernur.
“Namun, UU tersebut dianggap tidak konstitusional oleh pengadilan dan dibatalkan di tahun yang sama. Kendati demikian, ketidaksukaan publik tetap ada” tulis The Economist. **