Gereja Blenduk, Raih Penghargaan Bangunan Rumah Ibadah Tempo Dulu yang Terawat dengan Baik

- 25 Desember 2020, 17:25 WIB
Menteri Agama Gus Yaqut (kiri) berbincang dengan Pendeta Yorinawa Salawangi (kanan) saat silaturahmi meninjau pelaksanaan ibadah Misa Natal di Gereja GPIB Imanuel (Gereja Blenduk) Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 24 Desember 2020 malam.
Menteri Agama Gus Yaqut (kiri) berbincang dengan Pendeta Yorinawa Salawangi (kanan) saat silaturahmi meninjau pelaksanaan ibadah Misa Natal di Gereja GPIB Imanuel (Gereja Blenduk) Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 24 Desember 2020 malam. /ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.

MANTRA SUKABUMI - Pemerintah Kota Semarang telah menjadikan Gereja Blenduk sebagai obyek wisata penting di ibu kota Jawa Tengah itu. Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Tengah pun sempat memberi penghargaan pada 2012 untuk kategori bangunan rumah ibadah tempo dulu yang terawat dengan baik.

Keunikan bentuk bangunan dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya telah mengundang turis domestik dan mancanegara untuk berkunjung terutama di akhir pekan.

Ketika berkunjung ke tempat ini jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air, serta tetap menjaga jarak untuk mencegah penularan virus Covid-19.  

Baca Juga: ShopeePay Hadirkan Super Online Deals untuk Sambut Momen Akhir Tahun di Era New Normal Jadi Bermakna

Baca Juga: Rocky Gerung Anggap Habib Rizieq Shihab dan Gatot Nurmantyo Patut Dihormati sebagai Oposisi

Dikutip mantrasuakbumi.com dari indonesia.go.id, bahwa pengurus GPIB Immanuel Sutiyo mengatakan, setiap menjelang perayaan Natal 25 Desember, gereja tertua di Jawa Tengah dengan daya tampung 400 orang ini selalu dipadati jemaat yang akan melakukan kebaktian.

Mereka tak hanya datang dari seputar Semarang atau Jawa Tengah, tapi dari kota-kota lain di Pulau Jawa.

Tak sekadar beribadah, mereka juga mengagumi peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik di Gereja Blenduk ini.

Selain kehadiran orgel berusia lebih dari 200 tahun setinggi 6 meter, Gereja Blenduk juga memiliki kursi kebaktian yang tak biasa.

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti Tiba-tiba Sampaikan Berita Duka Mendalam

Jika umumnya kursi pada gereja berbentuk memanjang dengan meja kayu sebagai sandaran tangan, di rumah ibadah ini tempat duduknya berupa deretan kursi tunggal kayu jati warna cokelat tua dengan sandaran punggung dan dudukan dari anyaman rotan.

Susunan kursi jati ini melingkar dengan kursi berdesain rendah berada di bagian depan dan ukuran lebih tinggi di belakangnya. Seperti juga orgel, kursi kayu ini dibuat di Belanda pada 2 abad lalu.

Di bagian tengah ruang kebaktian juga terdapat gantungan lampu besar yang diikat ke bagian puncak kubah dengan rantai besi.

Dulunya, gantungan lampu antik bersusun ganda terbuat dari ini bisa dinaikturunkan menggunakan katrol. Sebanyak 16 lampu bohlam listrik telah menggantikan fungsi lilin untuk penerangannya.

Baca Juga: Perlu Waspada, Sering Kesemutan pada Daerah Tangan Dapat Jadi Sebab Rusaknya Saraf

Di samping itu, lantai tegel corak hitam, kuning dan putih pada ruang kebaktian juga masih dipertahankan bentuk aslinya.

Ornamen penting lain yang menambah kekaguman jemaat serta pengunjung ketika memasuki bangunan tempo dulu ini adalah ventilasi berupa jendela-jendela lengkung model Romawi kuno dengan susunan kaca patri bergaya gotik. Jendela-jendela tadi tidak bisa dibuka-tutup.

Untuk menambah keapikan dari gereja dan bangunan bersejarah di sekitarnya, pada 2001 Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang membangun Taman Srigunting, sebuah lahan hijau asri seluas 1 ha tepat di sayap timur bangunan Gereja Blenduk.***

Editor: Encep Faiz

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x