MANTRA SUKABUMI - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang menyebut pembantaian massal dengan vaksin.
Dalam video tersebut ditambahkan narasi untuk waspada terkait pembantaian massal melalui vaksin.
Menanggapi hal itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Henry Subiakto mengatakan kabar tersebut adalah hoaks.
Baca Juga: SBY Dihina Hingga Disebut Bodoh oleh Guru Besar USU, Kepala Bakomstra: Kasihan Jokowi
Baca Juga: Ponpes Muhammadiyah Dibakar, Rektor UIC Musni Umar: Pak Kapolri Mohon Diusut, Sudah Kedua Kali
Henry menegaskan video tersebut adalah kejadian 3 tahun lalu di sebuah Pesantren di Jember setelah vaksin Difteri.
Menurut Henry panas setelah divaksin merupakan gejala biasa bagi anak-anak dan tidak berbahaya.
"Sahabat saya dr ujung Barat Indonesia tanya ttg video yg berisi Vaksin sbg pembantaian massal. Terlihat anak2 panas krn vaksin. Itu Hoax, kejadian 3 th lalu di Jember saat ada vaksinasi difteri," tulis Henry di akun Twitter pribadinya dikutip mantrasukabumi.com pada Senin, 11 Januari 2021.
Sahabat saya dr ujung Barat Indonesia tanya ttg video yg berisi Vaksin sbg pembantaian massal. Terlihat anak2 panas krn vaksin. Itu Hoax, kejadian 3 th lalu di Jember saat ada vaksinasi difteri. Panas stlh divaksin itu biasa bg anak2. Sdh dijelaskan resmi oleh pihak pesantren. pic.twitter.com/oi1RotVlra— Henry Subiakto (@henrysubiakto) January 10, 2021
"Panas stlh divaksin itu biasa bg anak2. Sdh dijelaskan resmi oleh pihak pesantren," lanjutnya.