Baca Juga: Soal KLB Sumut, Christ Wamea: Partai Demokrat Telah Dibegal oleh Pejabat Istana
Dia juga memprediksi Demokrat membiarkan isu ini bergulir tujuannya untuk meningkatkan elektabilitas partai.
“Saya kira juga Partai Demokrat dengan sengaja membiarkan isu ini karena semata-mata ingin meningkatkan elektabilitas,” ungkapnya.
Menurutnya, AHY sendiri baru telah menjabat sebagai Ketum Partai Demokrat sejak beberapa bulan yang lalu, itu artinya pelaksanaan KLB tersebut didasarkan dengan adanya perasaan dendam dari para pelaku gerakan kudeta yang secara tidak melibatkan pihak istana (pihak gowa).
“Tentunya, banyak pihak yang menganggap KLB itu biasa kalau ada sesuatu yang mesti diagendakan sangat luar biasa. Tapi kalau pergantian ketua tuh agak absurd. Kan dia barusan terpilih beberapa bulan lalu. Itu artinya ada dendam yang kemudian dieksploitasi oleh pihak gowa,” ujarnya.
Rocky menuturkan, konflik tersebut memiliki pola yang sama dengan konflik yang pernah dialami di Partai Berkarya yang pada saat itu dipimpin oleh Tommy Soeharto.
“Pola dramanya itu sama seperti partai berkarya yang pada akhirnya terjadinya pembatalan di luar kepemimpinan Tommy Soeharto,” ujarnya.
Pengamat politik ini menganggap bahwa iklim politik di Indonesia kurang mengedepankan kompetisi tetapi yang ada jegal menjegal.
“Ini kan soal politik Indonesia karena enggak punya kemampuan berkompetisi dan memang kekuasaan atau negara tidak membuka iklim kompetisi maka terjadilah jegal menjegal dari belakang. Kalau kompetisi ada itu terbuka aja kan,” ungkapnya.