Terkait dengan Hubungan Asmara Kaesang Putera Jokowi, Ternyata Begini Arti Ghosting Menurut Psikolog

- 7 Maret 2021, 21:49 WIB
Terkait dengan Hubungan Asmara Kaesang Putera Jokowi, Begini Arti Ghosting Menurut Psikolog./
Terkait dengan Hubungan Asmara Kaesang Putera Jokowi, Begini Arti Ghosting Menurut Psikolog./ /Instagram/@meiliau_lau



MANTRA SUKABUMI - Ghosting akhir-akhir ini ramai diperbincangkan, baik di media sosial atau media elektronik.

Terkait dengan hubungan asmara Kaesang, putra dari Presiden Indonesia Joko Widodo, banyak orang menanyakan apa arti dari ghosting.

Ghosting adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak, memutus kontak komunikasi tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Usai Ikut KLB Demokrat di Sibolangit, Marzuki Alie Perintahkan Polri Tangkap Pelaku Penyiksaan

Menurut seorang profesor psikologi Wendy Walsh,  ada sejumlah tingkatan ghosting, khususnya dalam hubungan asmara mulai dari yang ringan sampai berat jika merujuk pada hubungan asmara.

Ghosting ringan adalah ketika seseorang yang tidak terlalu dekat dengan Anda tidak membalas pesan atau telepon Anda. Ghosting sedang adalah saat Anda bertemu orang baru dan sudah beberapa kali bertemu namun tiba-tiba menghilang.

Sedangkan ghosting berat adalah saat hubungan sudah sangat intim namun tiba-tiba salah satu pihak menghilang tanpa sebab. Dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi ANTARA pada Minggu, 7 Maret 2021.

Sebuah studi mengungkap bahwa penolakan sosial dari siapa pun bisa mengaktifkan rasa sakit di otak yang sama parahnya dengan sakit fisik. Artinya, ada kesamaan sakit fisik dan sakit di otak.

Baca Juga: Keutamaan Dzikir Asmaul Husna Kalimat ‘Ya Mujib’, Berikut Dalil dan Khasiatnya

Otak manusia memiliki sistem monitoring sosial yang menggunakan suasana hati dan pertanda lingkungan sekitar untuk membimbing kita bagaimana merespons secara situasional. Namun, saat Anda kena ghosting maka tak ada penyelesaian, Anda akan mulai mempertanyakan diri Anda dan pilihan-pilihan apa yang akhirnya hal itu menyabotase harga diri.

Ambiguitas itu, kata psikolog Jennice Vilhauer, adalah belati yang sebenarnya. Dia menyebut ghosting sebagai sebuah bentuk silent treatment , hukuman diam, yang mirip dengan kekejaman emosional (rasa sakit yang ditimbulkannya dapat diobati dengan Tylenol, menurut beberapa penelitian). Lalu bagaimana mengatasinya?

Dr Vilhauer, mantan kepala program psikoterapi Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles menyarankan sebaiknya kita selektif dengan orang-orang yang kita temui dan akan berinteraksi. "Anda bisa mendapatkan gambaran sejak awal tentang individu seperti apa yang Anda hadapi."

"Ghosting berkaitan erat dengan tingkat kenyamanan seseorang dan cara mereka menangani emosi. Banyak orang mengantisipasi bahwa membicarakan perasaan mereka akan menjadi konfrontasi. Dugaan mental itu membuat orang ingin menghindari hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman."

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tolak Kudeta AHY Karena SBY Banyak Jasa, Ferdinand: Ah Gak Usah Dengerin

Baca Juga: Keutamaan Dzikir Asmaul Husna Kalimat ‘Ya Mujib’, Berikut Dalil dan Khasiatnya

"Dalam dunia kencan di mana orang-orang bertemu dengan banyak orang di luar lingkaran sosial mereka, itu menciptakan tingkat perasaan bahwa Anda tidak memiliki banyak akuntabilitas jika Anda meng-ghosting seseorang," katanya. "Teman mereka tidak mengenal teman Anda, jadi itu mudah dilakukan jika Anda tidak akan pernah bertemu mereka lagi di kehidupan nyata. Tidak ada daftar periksa, tetapi mengamati bagaimana orang memperlakukan orang lain adalah indikator yang baik."

Gili Freedman, orang yang melakukan penelitian tentang bahasa penolakan di St. Mary’s College of Maryland, dalam makalahnya tahun 2018 mengungkapkan bahwa ghosting sangat berkaitan dengan bagaimana perasaan kita tentang masa depan kita--atau apakah kita menganggap pasangan kita adalah "satu-satunya", yang merupakan pertanyaan tentang keyakinan versus takdir. Entah seseorang percaya bahwa hubungan tersebut mampu tumbuh atau mereka sedang mencari pasangan pola dasar (yang biasanya disebut belahan jiwa).***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x