Terkait Kabar Efek Vaksin AstraZeneca di Eropa, ini Penjelasan Satgas Covid-19 Indonesia

- 14 Maret 2021, 09:26 WIB
Terkait Kabar Efek Vaksin AstraZeneca di Eropa, Ini Penjelasan Satgas COVID-19 Indonesia./
Terkait Kabar Efek Vaksin AstraZeneca di Eropa, Ini Penjelasan Satgas COVID-19 Indonesia./ /Reuters/Dado Ruvic/

MANTRA SUKABUMI – Pemerintah terus memonitor perkembangan kabar efek pasca vaksinasi yang menggunakan produk vaksin AstraZaneca. Selain itu vaksin tersebut sedang dalam proses sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kabar tersebut terus berkembang menyusul laporan di beberapa negara Eropa yang mengaku menemukan ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa penggumpalan darah dari target vaksinasi akibat vaksin AstraZaneca. Sehingga negara-negara tersebut menghentikan pemakaian vaksin produk AstraZeneca.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan untuk vaksin AstraZaneca yang sudah tiba di Indonesia aman untuk digunakan. Wiku menjelaskan bahwa ini sesuai dengan pernyataan European Medicine Agency (EMA) yang disampaikan pada Kamis, 11 Maret 2021 lalu.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Anggota DPR RI: KSP Moeldoko Mohon Maaf pada Demokrat, SBY dan AHY serta Mundur dari Ketum Hasil KLB

"Saat ini, tidak ada indikasi bahwa vaksinasi AstraZaneca menyebabkan pembekuan darah. Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping AstraZaneca," kata Wiku, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari InfoPublik pada Minggu, 14 Maret 2021.

Disampaikan Wiku saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia dan dapat diakses, pada Sabtu, 13 Maret 2021.

Berdasarkan fakta, lebih dari 10 juta vaksin AstraZaneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti risiko emboli paru atau trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakannya.

Dari fakta tersebut, Wiku melanjutkan, bahwa jumlah kejadian sejenis ini secara signifikan lebih rendah daripada penerima suntikan dibandingkan angka kejadian pada masyarakat umum.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Info Publik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x