MANTRA SUKABUMI - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat disebut memprihatinkan karena melanggar kaidah sebagaimana tercantum dalam AD atau ART Partai Demokrat, jika dilihat dari perspektif demokrasi.
Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro, menilai KLB Partai Demokrat tersebut tidak lazim sebab tidak mengikuti AD atau ART.
Menurutnya, KLB telah menafikan etika dan norma serta menjungkirbalikkan peraturan partai. Akibatnya, masyarakat dibuat semakin bingung dengan atraksi politik KLB Demokrat.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Terungkap, ini Sejumlah Nama yang Dirindukan Barack Obama: Saya Mencintai Orang Itu
Apalagi, ketua umum yang dimunculkan dan terpilih yakni Moeldoko, bukan kader partai. Kondisi itu akan membingungkan dunia politik, demokrasi, kelompok intelektual serta pihak-pihak yang belajar demokrasi.
Lebih miris lagi, Siti Zuhro menilai kondisi tersebut mencerminkan para elite hanya bersaing dan berpikir untuk 2024 saja.
Padahal, saat bersamaan masyarakat yang dibuat bingung saat ini tengah kesusahan menghadapi pandemi Covid-19. Ditambah lagi, perhatian publik malah jadi turut tertuju pada KLB Demokrat.
"Ini sebenarnya menguras energi publik dan sebenarnya publik sudah jengah dengan masalah-masalah seperti ini," kata Siti Zuhro, seperti dikutip matrasukabumi.com dari ANTARA pada Senin, 15 Maret 2021,
Baca Juga: Habib Rizieq Didakwa Enam Pasal Sekaligus, Ferdinand : Hidup di Dunia Jangan Arogan
Baca Juga: Ternyata Bumi Menangis Kepada Allah SWT Saat Menolak Ditempati Manusia
View this post on Instagram
Baca Juga: Ramadhan 2021 Segera Tiba, Yuk Siapkan ini untuk Menyambutnya
Siti Zuhro juga heran alasan dibalik masih adanya anak bangsa yang terperangkap dengan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia sehingga muncul kudeta dan sebagainya. Padahal, Presiden telah menyerukan agar semua elemen masyarakat dapat bersatu padu.