MANTRA SUKABUMI - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26%.
Anies Baswedan mengatakan menargetkan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca atau GRK sebesar 50% pada tahun 2030, dan hingga mencapai nol emisi pada tahun 2050.
Upaya Jakarta mengembangkan ketahanan masyarakat dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan iklim, telah disampaikan oleh Anies Baswedan dalam acara Zero Carbon City International Forum.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Soal Islah dengan Kubu KLB Sibolangit, Hinca Panjaitan: Jangankan Islah, Bertemu pun Tak Mau
Forum diskusi tersebut diselenggarakan oleh Institute For Global Environmental Strategies atau IGES.
Diikuti oleh perwakilan dari berbagai kota dan organisasi dari berbagai negara, yang bertujuan untuk meningkatkan upaya kota-kota dunia mencapai nol emisi gas rumah kaca.
"Komitmen Jakarta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca atau GRK sebesar 50% pada tahun 2030, hingga mencapai nol emisi pada tahun 2050, kami sampaikan dalam Zero Carbon City International Forum pada 17 Marer 2021," ujar Anies Baswedan, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun pribadinya @aniesbaswedan pada 18 Maret 2021.
Komitmen Jakarta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 50% pada tahun 2030, hingga mencapai nol emisi pada tahun 2050, kami sampaikan dalam Zero Carbon City International Forum, tadi malam (17/3).#ZeroCarbonCity#JakartaLangitBiru#ClimateAction https://t.co/ctI608RzVK pic.twitter.com/LvntUQYvjt— Anies Baswedan (@aniesbaswedan) March 18, 2021
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengubah paradigma pembangunan kota Jakarta.
Awalnya berorientasi mobil menjadi pembangunan berorientasi transit dengan melakukan integrasi sistem transportasi umum massal.
Baca Juga: 10 Bisnis yang Cocok untuk Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19, Nomor 5 Lagi Ngetrend
Hingga akhirnya DKI Jakarta telah mendapatkan penghargaan Sustainable Transport Award 2020.
Selain itu Pemprov DKI Jakarta telah memulai menetapkan kawasan Kota Tua sebagai Low Emission Zone atau LEZ.
Dengan aturan mewajibkan setiap kendaraan pribadi lolos uji emisi, merevitalisasi trotoar, menyiapkan jalur sepeda dan tempat parkir sepeda, serta aturan-aturan lainnya.
Usaha Jakarta untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menurut Anies, sedikit banyak terbantu dengan adanya pandemi Covid-19 sebab ada pembatasan aktivitas warga selama pandemi.
DKI Jakarta pun telah keluar dari 10 besar kota termacet di dunia versi TomTom Traffic Index, sehingga secara langsung membuat peningkatan kualitas udara di Jakarta.
Menurut Anies bahwa untuk menjadi kota berketahanan tidak dapat dilakukan oleh Jakarta saja, namun perlu ada kolaborasi dengan berbagai pihak dan para pemangku kepentingan.
Baca Juga: Dampak Covid-19 dan Penembakan di Georgia, Warga Asia di Amerika Serikat Dikucilkan
Dengan saling berbagi ilmu serta pengalaman dengan berbagai kota lainnya di dunia.
Maka dari itu DKI Jakarta menyediakan platform Jakarta Development Collaboration Network atau JDCN.
"Hal tersebut merupakan model kolaborasi lintas sektor, kami juga mengundang kolaborasi dengan berbagai kota di dunia," pungkas Anies.***