MANTRA SUKABUMI - Sasando adalah satu dari sedikit sekali alat musik berdawai tradisional asli Indonesia selain kecapi dari tanah Pasundan serta sape’ milik suku Dayak.
Alat musik asal pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dimainkan dengan cara dipetik, mirip sekali dengan gitar atau harpa. Ketika jari jemari memetikkan dawai-dawai berkawat halus maka mengalunlah senandung nada-nada merdu.
Dibalik suara merdu yang mengalun dari alat musik petik itu tersimpan kisah seorang putri raja penguasa pulau itu. Atas titahnya melalui proses sayembara, lahirlah alat musik yang kini menjadi khazanah budaya nusantara.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Proyek Hambalang Dilanjutkan Pemerintah, Andi Arief: Gugurlah Vonis Andi Mallarangeng
Dikutip mantrasukabumi.com dari laman indonesia.go.id, suara yang dihasilkan dari petikan Sasando mirip gabungan dari suara gitar, harpa, biola, atau bahkan piano, luar biasa.
Sasando atau biasa disebut sebagai sasandu oleh masyarakat di pulau seluas 97.854 hektar. Pulau paling selatan dari Indonesia tersebut masuk gugus Kepulauan Rote, bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sasando atau sanu memiliki arti bunyi-bunyian yang bergetar. Ada beberapa versi cerita bagaimana asal mula diciptakannya alat musik kebanggaan masyarakat Rote ini.
Cerita yang banyak berkembang di masyarakat adalah kisah seorang pemuda bernama Sangguana saat terdampar di Pulau Ndana dan ditemukan penduduk sekitar untuk kemudian dibawa ke hadapan Raja Takalar sebagai penguasa pulau.