Guru Besar Pencak Silat Mustika Kwitang Terima Rekor MURI, Zakaria Bertanding pada PON 1948

- 27 Maret 2021, 11:15 WIB
Guru Besar Pencak Silat Mustika Kwitang Terima Rekor MURI, Zakaria Bertanding pada PON 1948./
Guru Besar Pencak Silat Mustika Kwitang Terima Rekor MURI, Zakaria Bertanding pada PON 1948./ /Bocimiupdate/PSHT Bogor



MANTRA SUKABUMI – Guru Besar pencak Silat Mustika Kwitang Jakarta terima rekor dari Museum Rekor Dunia di Indonesia (MURI). Zakaria sudah menjadi pendekar pencak silat sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) digelar untuk pertama kali, tahun 1948.

"Daasshh!", teriak Zakaria, seorang guru besar Pencak Silat Indonesia berusia 90 tahun sambil menendangkan kaki kanannya tinggi-tinggi ke udara, memamerkan keterampilan seni bela dirinya.

Zakaria adalah Pendekar Silat tertua di Indonesia dari perguruan Pencak Silat Mustika Kwitang, Jakarta, sebagaimana yang diumumkan oleh Museum Rekor Dunia di Indonesia (MURI) pada Agustus 2020 lalu.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Diisukan Istrinya Selingkuh, Hotman Paris Beberkan Kondisi Rumah Tangga Bams Samson dan Ibunya

"Saya terkejut. Tiba-tiba saja, mereka menanyakan hal-hal tertentu kepada saya dan menginginkan bukti agar saya dapat diumumkan sebagai pendekar silat tertua,” ujar Zakaria saat dinobatkan oleh museum MURI kepada CNA.

Silat adalah bentuk pertarungan seluruh tubuh yang membutuhkan serangan dan bantingan. Beberapa gaya juga menggunakan persenjataan. Tetapi bagi Zakaria, pencak silat lebih dari sekedar tata-cara pertahanan.

“Ini adalah olahraga, jadi baik untuk kesehatanmu. Suatu ketika, ketika saya berada di Malaysia, orang-orang terpesona ketika mereka melihat apa yang bisa saya lakukan di usia saya, ”katanya kepada CNA.

“Dengan pencak silat, saya juga mendapat banyak teman. Saya memiliki ribuan siswa,” kata Zakaria, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari CNA pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Ibunda Aisyah, Saat Belia Bersama Rasulullah 


DIPENGARUHI SENI BELA DIRI DARI CINA

Lahir di Jakarta pada bulan Juni 1930, Zakaria mulai belajar seni bela diri pada usia 15 tahun dari kakeknya, Muhammad Djaelani, yang mendirikan sekolah pencak silat Mustika Kwitang di Jakarta pada tahun 1945.

Mustika Kwitang adalah aliran silat Betawi yang dikembangkan di Kecamatan Kwitang Jakarta, tempat tinggal keluarga Zakaria. Betawi adalah suku asli masyarakat yang tinggal di kota Jakarta.

Tetapi Mustika Kwitang memiliki ciri khas berbeda dibanding aliran silat Betawi lainnya, karena silat Mustika Kwitang merupakan akulturasi pencak silat lokal yang dipengaruhi oleh seni bela diri Tiongkok.

Al kisah, pada abad ke-19, kakek buyut Zakaria pernah bertengkar dengan seorang pedagang Tiongkok bernama Kwee Tang Kiam, yang juga seorang ahli bela diri gaya Tiongkok.

Tidak diketahui siapa yang memenangkan perkelahian, tetapi setelah duel tersebut, Kwee mengajari kakek buyut Zakaria seni bela diri yang ia kuasai. Diyakini bahwa begitulah gaya Mustika Kwitang dikembangkan dan kemudian berkembang seiring waktu.

Silat Mustika Kwitang memerlukan teknik penghindaran serta serangan tangan terbuka tetapi Zakaria mengatakan kekuatannya terletak pada pukulannya yang kuat.

Nama kecamatan Kwitang sendiri diyakini berasal dari nama Kwee Tang Kiam.

Baca Juga: Polemik Impor Beras Terus Berlanjut, Jokowi: Minta Hentikan Perdebatan

 Baca Juga: HRS Serukan Hakim dan Jaksa Bertobat, Teddy Gusnaidi: Jangan Sampai Terkena Adzab Seperti Dirinya



MENGAJAR DI ISTANA PRESIDEN HINGGA KE SELURUH DUNIA

Pada tahun 1948, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan acara multi olahraga nasional yang dikenal dengan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Zakaria berpartisipasi dalam kompetisi dan menarik perhatian penonton.

“Pada tahun 1950, saya diundang untuk pertama kalinya oleh Presiden Soekarno (presiden pertama Indonesia) untuk tampil di istana,” kata Zakaria.

Saat PON kedua digelar tahun 1951, Zakaria berhasil meraih satu emas.

Pada tahun 1952, kakek Zakaria menginginkan dia untuk mengajar dan memimpin sekolah pencak silat Mustika Kwitang.

Beberapa tahun kemudian, Zakaria diundang ke istana lagi, tetapi kali ini untuk mengajar pencak silat kepada pengawal presiden.

Selama periode itu, Zakaria juga pernah mendemonstrasikan keahliannya di depan master Shotokan Masatoshi Nakayama dan Donald Draeger.

Baca Juga: Anies Baswedan Diskusi dengan Menlu Singapura, Netizen: Cocok dan Ideal untuk RI

“Banyak orang asing yang ingin belajar pencak silat,” kata master silat yang memiliki 14 orang anak, 60 orang cucu, dan 34 orang cicit ini.

Sejak itu, Zakaria telah melakukan perjalanan setidaknya ke 11 negara untuk mengajar pencak silat, mulai dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura hingga negara-negara di Eropa seperti Prancis dan Inggris.

BANYAK MURID DI SELURUH INDONESIA

Karena gaya Mustika Kwitang menekankan pukulan yang kuat, Zakaria mengatakan seseorang harus memiliki kemauan yang kuat untuk menguasai gerakan.

Dia memiliki siswa yang bisa menguasai pencak silat Mustika Kwitang dalam empat bulan, tetapi juga ada siswa yang setelah empat tahun masih terus berguru.

“Itu semua tergantung muridnya. Dan jika Anda menguasai gerakannya, Anda akan mendapatkan kepercayaan diri," kata guru itu.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x