Mantan Tokoh Pelatihan Teroris JI: Hanya Orang Bodoh yang Bilang Bom Bunuh Diri Itu Syahid

- 31 Maret 2021, 09:56 WIB
Mantan Tokoh Pelatihan Teroris JI: Hanya Orang Bodoh yang Bilang Bom Bunuh Diri Itu Syahid
Mantan Tokoh Pelatihan Teroris JI: Hanya Orang Bodoh yang Bilang Bom Bunuh Diri Itu Syahid /Pikiran Rakyat/Denpasar Update

MANTRA SUKABUMI - Mantan kombatan anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Munir alias Abu Rimba ikut menyoroti insiden bom bunuh diri di Makassar.

Pria yang pernah menjadi salah satu tokoh pelatihan teroris kelompok JI itu tidak membenarkan aksi bom bunuh diri seperti yang terjadi di Makassar.

Menurut mantan anggota kelompok JI tersebut, hanya orang bodoh yang bilang bom bunuh diri itu mati syahid.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Nangis Haru Menanti Lahirnya Anak Pertama, Irwansyah: Alhamdulillah, Ma Syaa Allah Ukkasya

"Pemahaman yang ditanamkan kepada saya dulu bahwa kita melawan musuh, kita ingin mati di tangan musuh, kalau mati di tangan musuh katanya syahid. Itu dulu, sekarang bom Makassar, kita gak ada musuh, pasang bom di badan, mati, apakah itu syahid? Hanya orang bodoh yang bilang itu syahid," katanya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Rabu, 31 Maret 2021.

Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri kembali terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, pada Minggu, 28 Maret 2021 lalu.

Kepolisian sudah menetapkan 2 pelaku suami istri, yang melakukan aksinya usai Gereja dipakai ibadah Misa Palma.

Abu Rimba menjelaskan, aksi bom bunuh diri di Makassar merupakan tindakan yang konyol.

Secara tegas ia mengatakan, cara-cara terorisme seperti itu adalah tindakan yang salah besar.

Menurut Abu Rimba, langkah seperti ini hanya ingin mencari perhatian, apalagi bom bunuh diri dilakukan di tempat ibadah.

Baca Juga: Hobi Main Golf, Sekali Main Ayu Dewi Habiskan Lebih dari 7 Juta Rupiah

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 31 Maret 2021, Setelah Semua Orang Tau Kejahatannya, Elsa Nekat Lakukan ini pada Andin

"Kalau pendapat saya tindakan begitu jelas salah. Ini maaf saya bilang, masa Rasulullah aja nggak mendzalimi yang bukan beragama Islam, ini malah mau membunuh orang yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa. Sepertinya mereka hanya ingin cari perhatian sehingga gereja itu dijadikan sasaran," tuturnya.

Selain itu dirinya menilai pemahaman dari pelaku bom bunuh diri sudah jauh dari hakikat agama Islam.

Abu Rimba yakin jika para pelaku paham dengan Islam rahmatan lil alamin, dia tahu hukumnya melakukan tindakan bom bunuh diri.

"Dosa besar itu kita membunuh orang yang nggak mendzalimi kita. Kecuali kalau orang itu sudah mengganggu kita, sudah mendzalimi umat Islam," sambungnya.

Lebih lanjut dirinya kemudian mengungkapkan, niat masuk ke jaringan teroris adalah untuk menjadi relawan dan membela Palestina pada 2008 lalu.

Baca Juga: Senior BIN: Ajaran Agama Gus Yaqut akan Jadi Senjata Mematikan untuk Terorisme dan Radikalisme

Saat itu, dari selebaran yang ia dapat, ia tahu FPI butuh relawan untuk ke Palestina. Ia pun ikut tes dan pelatihan di FPI di Aceh Utara.

Abu Rimba harus membayar mahal keterlibatannya dalam kelompok pelatihan teroris di Jalin Jantho tersebut.

Ia pun harus mendekam di penjara selama tujuh tahun untuk membayar kesalahannya itu, dan dirinya menegaskan tidak ingin kembali ke masa lalunya.

"Hati-hati jangan sama sekali bersentuhan dengan mereka. Juga buat kawan-kawan yang pemahamannya tidak radikal lagi, agar sama-sama ikut menjaga dan mengantisipasi, penyebaran ideologi radikal ini," ungkapnya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x