Fadjroel Rachman Ungkap Kedekatan Hubungan Indonesia dan China, Pesan Jokowi: Terus Tingkatkan

- 17 April 2021, 11:53 WIB
Fadjroel Rachman Ungkap Kedekatan Hubungan Indonesia dan China, Pesan Jokowi: Terus Tingkatkan ./
Fadjroel Rachman Ungkap Kedekatan Hubungan Indonesia dan China, Pesan Jokowi: Terus Tingkatkan ./ /instagram.com/fadjroelrachman/


MANTRA SUKABUMI – Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara (Jubir) Presiden, Fadjroel Rachman menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “The Dynamics of Indonesia-China Relations in Political Economy and the Changing Global Order”, Jumat, 16 April  2021.

Mengawali paparannya, Fadjroel Rachman menyampaikan kegembiraannya dapat menjadi bagian dari webinar yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bung Karno (Fisip UBK), bertepatan dengan 71 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok ini.

“Saya harapkan hubungan dan kerja sama antara dua negara akan lebih kuat dan saling menguntungkan,” ujarnya mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada momen Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok pada tahun 2020 lalu.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Terpesona, Ferdinand Hutahaean: Dear Yuni Shara, Kamu Tambah Cantik dan Makin Muda

Dilansir mantrasukabumi.com dari laman Sekretariat Kabinet pada Sabtu, 17 April 2021, Jubir Fadjroel menyampaikan, Presiden Jokowi sangat menghormati hubungan dengan Tiongkok. Fadjroel menilai, kemitraan kedua negara memiliki potensi untuk dapat menjadi kekuatan global di masa yang akan datang.

“Kerja sama kedua negara, Indonesia dan Tiongkok adalah penggabungan kekuatan ekonomi, kebudayaan, dan politik besar sehingga akan menjadi kekuatan global di masa mendatang. Oleh karenanya, seperti pesan Presiden Joko Widodo, kerja sama kedua negara akan terus ditingkatkan agar menjadi kekuatan global,” pungkasnya.

Selain Jubir Presiden Fadjroel Rachman, kegiatan webinar ini juga menghadirkan Duta Besar (Dubes) RI untuk Republik Rakyat Tiongkok (RTT) merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun sebagai narasumber.

Dalam paparannya, Djauhari menyampaikan, hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok telah dibuka sejak 13 April 1950 atau 71 tahun silam. Kemudian, sejak 2005 kedua negara meningkatkan hubungannya menjadi kemitraan strategis.

Baca Juga: Haikal Hassan Soal Perubahan UUD Pendidikan: Buang Jauh-jauh Benih Komunisme yang Semakin Nyata dan Songong

Dinamika hubungan antara kedua negara, dijelaskan Djauhari, bertumpu pada tiga pilar yakni politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, serta sosial dan budaya.

Terkait pilar ekonomi dan pembangunan, Jauhari memaparkan, di tahun 2020 pertumbuhan volume ekspor antara Indonesia dan Tiongkok telah mencapai 78,9 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).

“Tiongkok merupakan partner dagang Indonesia yang terbesar saat ini. Di bidang investasi pada tahun 2020 realisasi investasi Tiongkok di Indonesia sudah mencapai 4,8 miliar Dolar AS sementara Hongkong berada di posisi keempat dengan jumlah 3,5 miliar Dolar AS. Apabila Tiongkok ditambahkan dengan Hongkong maka itu jumlah yang sangat signifikan,” paparnya.

Di bidang pariwisata, imbuh Djauhari, di tahun 2019 wisatawan dari Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia berjumlah 2,1 juta pengunjung. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah kunjungan imbas dari pandemi COVID-19.

Baca Juga: Pelaku Penganiaya Perawat di Rumah Sakit Siloam Palembang Ditangkap, Begini Pengakuannya

 Baca Juga: Sindir Jubir Menhan Prabowo Subianto, Christ Wamea: Setelah Gabung Rezim, Kadar Intelektual Jubir Turun



Lebih lanjut, Djauhari juga mengungkapkan potensi ekonomi digital yang dimiliki kedua negara.  

“Kontribusi digital economy di Tiongkok terhadap GDP [Produk Domestik Bruto] sudah 32 persen, sementara di Indonesia sekitar 3 persen. Indonesia diprediksi akan menjadi leader di sektor digital economy di tahun 2025 dengan nilai 130-150 miliar [Dolar AS],” ungkapnya.

Kemudian, di bidang sosial dan budaya, ujar Dubes RI untuk RRT, pertukaran budaya antar kedua negara sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Diungkapkannya, jumlah mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Tiongkok telah mendekati 16 ribu orang.

“Kita berharap di masa yang akan datang semakin banyak mahasiswa Indonesia yang mengejar ilmu ke Tiongkok karena kelak mereka yang akan menjadi jembatan kata-kata bagi hubungan Indonesia-Tiongkok. Sementara itu semakin banyak juga mahasiswa Tiongkok yang mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Tanggapi Bima Arya Soal Tak Cabut Laporan HRS, Tokoh Papua: Akhirnya Sekarang Umat Tahu

Menutup paparannya, Djauhari juga mengungkapkan bahwa salah satu yang dikerjasamakan Indonesia dan Tiongkok pada masa pandemi ini adalah infrastruktur kesehatan, termasuk vaksin untuk menjamin pasokan vaksin ke Indonesia. Hal tersebut terus dikoordinasikan antara kedua belah pihak.

Kegiatan webinar ini dilaksanakan secara hybrid dengan pembicara dan moderator berada di berbagai lokasi yang berbeda. Selain Stafsus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman yang berada di Jakarta serta Dubes RI untuk RRT merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun dari Hangzhou, hadir juga sebagai pembicara Wakil Dubes RI untuk RRT Dino R. Kusnadi dari Beijing.

Hadir juga Rektor UBK Didik Suhariyanto, Wakil Rektor III UBK Rinaldi Agusta Fahlevi, Dekan Fisip UBK Franky P., serta sejumlah civitas academica dari UBK.*

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Setkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x