Terkait Larangan Mudik, Sosiolog: Sebaiknya Tempat Wisata Juga Ditutup, Jangan Setengah Hati

- 17 April 2021, 21:25 WIB
Pihak kepolisian nyatakan akan siaga di jalur-jalur tikus yang biasa digunakan para pemudik untuk menghindar dari pos check point.*
Pihak kepolisian nyatakan akan siaga di jalur-jalur tikus yang biasa digunakan para pemudik untuk menghindar dari pos check point.* /Dok. Korlantas Polri

MANTRA SUKABUMI - Sosiolog Universitas Udayana, Bali Wahyu Budi Nugroho mengatakan sebaiknya tempat wisata juga ditutup bersamaan dengan larangan mudik yang berlaku mulai 6 hingga 17 Mei 2021,

Dengan penutupan tempat wisata, kebijakan larangan mudik tidak terkesan setengah hati.

Hal itu disampaikan Wahyu Budi Nugroho saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Sabtu.

 Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: dr Lisa Amarta: Astagfirullah, Kalau Benar ini Pernyataan Dahnil Anzar, Sungguh Nista Anda

"Sebaiknya tempat wisata juga ditutup bersamaan dengan tenggang waktu larangan mudik sehingga kebijakan untuk mencegah naiknya kasus COVID-19 tidak terkesan setengah-setengah," kata Wahyu, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Sabtu, 17 April 2021.

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan jika dalam penerapan kebijakan larangan mudik terjadi penolakan, dan wisata ditutup, pemerintah bisa memberikan bantuan bagi pelaku industri seperti pemberian insentif bagi sektor jasa transportasi.

"Bisa jadi yang paling menolak kebijakan ini adalah pelaku bisnis pariwisata (jika wisata ditutup) dan sempat ada wacana pemerintah memberikan insentif bagi sektor jasa transportasi. Pemerintah juga bisa memberikan bantuan untuk pelaku industri pariwisata supaya resistennya tidak terlalu keras," katanya.

 Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Peringatkan Orang yang Sering Cabut Uban, Simak Penjelasan Hukumnya

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah