Pantas Saja Para Awak KRI Nanggala 402 Tak Berenang Keluar Saat Kapal Tenggelam, Ternyata ini Alasannya

- 26 April 2021, 10:00 WIB
IIlustrasu KRI Nanggala 402 .*
IIlustrasu KRI Nanggala 402 .* /Instagram.com/@prabowo



MANTRA SUKABUMI - Rabu, 21 April 2021 kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan hilang kontak di perairan Bali.

Saat dinyatakan hilang, puluhan awak berada dalam KRI Nanggala 402 sedang menjalani latihan peluncuran torpedo di perairan pulau Dewata.

Saat itu, ada 53 awak kapal yang berada dalam Nanggala 402 dengan cadangan oksigen hanya bisa bertahan untuk 72 jam atau selama 3 hari.

Baca Juga: Kenang KRI Nanggala 402, Susi Pudjiastuti Bagikan Foto Bersama Kolonel Harry Setiawan

Baca Juga: Belum Selesai, Mbak You Ramalkan Adanya Kecelakaan Pesawat Selain Sriwijaya Air dan KRI Nanggala 402

KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam, setelah di prediksi dari hasil pencarian bahwa kapal selam tersebut sudah berada di kedalaman 850 meter.

Lantas muncul pertanyaan mengapa awak KRI Nanggala 402 tak berenang saja keluar saat kapal mulai tenggelam.

Dan mengapa mereka juga tak membuka pintu darurat untuk keluar menyelamatkan diri?

Tentu sepertinya ada alasan kuat mengapa para awak kapal KRI Nanggala 402 tidak nekat berenang keluar kapal saat kapal mulai tenggelam.

Untuk menjawab hal tersebut, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari kanal Youtube Fakta Militer, pada Senin 26 April 2021, bahwa hal tersebut mustahil dilakukan.

Sebab sebagaimana pada umumnya sebuah kapal selam itu tidak memiliki pintu darurat yang bisa dibuka dengan leluasa.

Tak segampang yang dibayangkan, pintu kapal selam jauh lebih rumit, karena dirancang agar tidak bisa dimasuki air laut saat menyelam.

Maka dari itu, untuk penggantinya ada kompartemen penyelamat yang tidak bisa dimasuki air karena memiliki sistem isolasi saat bagian lain kapal selam telah bocor.

Baca Juga: Sebelum Tenggelam, Kapten Nanggala 402 Heri Oktavian: Jika Anda Menemukan Kami di Berita, Mohon Doakan Kami

Dilansir dari San Francisco Maritime National Park Association, di dalam kompartemen tersebutlah kru kapal selam menyelamatkan diri.

Kesempatan mereka untuk tetap selamat juga bergantung pada kedalaman air tempat saat kapal selam berada. Bagaimana jika kru nekat keluar dari kapal di kedalaman 850 m?

Hal itu akan menjadi kesalahan fatal, sebab air bisa masuk ke kapal dengan sangat cepat dan membanjiri kapal dalam hitungan detik.

Bisa saja kru kapal masih bisa menahan tekanan air yang masuk dan mencoba berenang keluar, jika kedalaman masih terbilang rendah.

Sebagaimana dilansir Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Dengan demikian tekanan udara di kedalaman 850 meter adalah 85 atm.

Sedangkan manusia hanya dapat bertahan pada tekanan sekitar 3-4 atm. Jadi, dapat disimpulkan berenang di laut dengan kedalaman 85 atm adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia.

Baca Juga: Pesan Haru Prajurit KRI Nanggala 402: Saat Laksanakan Tugas Kapal Selam Anggap Suamimu Mati

Rasanya setara seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala, sebab air masuk ke dalam kapal selam kurang dari hitungan detik.

Saat air masuk ke kapal, gendang telinga akan pecah, paru-paru termampatkan hingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, lalu setelah itu pecah.

Selanjutnya diikuti hancurnya pembuluh darah dan seluruh organ tubuh. Singkatnya, membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil, kecuali kapal masih berada di kedalaman dangkal.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x