Pemukiman Islam Tertua di Bali, Bermula dari Kisah Raja Gelgel Bersama 40 Prajurit Majapahit

- 28 April 2021, 16:57 WIB
Ilustrasi hujan melanda pemukiman penduduk
Ilustrasi hujan melanda pemukiman penduduk /Pixabay.com/tienthinphoto

Baca Juga: Tanggapi Munarman Ditangkap Densus 88, Fahri Hamzah: Jangan Anggap Semua Musuh Negara

“Mengingat pemakaman ini letaknya tak jauh dari kedaton, di dalam kota Majapahit, dapat disimpulkan ini adalah pemakaman bagi penduduk kota Majapahit dan keluarga raja yang telah beragama Islam,” tulis Hasan Djafar.

Sebagai bentuk terima kasih, Dalem Ketut Ngelesir memberikan sebidang tanah di sisi timur kerajaan untuk tempat tinggal ke-40 prajurit.

Mereka kemudian mendirikan Masjid Nurul Huda di awal abad 14 dan sempat beberapa kali mengalami perbaikan sebelum akhirnya dibangun ulang berkonstruksi beton 2 lantai pada 1989. Mimbar khotbah masjid terbuat dari kayu jati berukir khas Bali, motif daun-daunan, dan sudah dipertahankan sejak 1836.

Sementara itu, para prajurit yang sebagian menetap ini kemudian menikahi perempuan setempat. Dan seiring waktu, mereka tinggal menyebar karena beranak pinak dan menjadi penyebar Islam ke sejumlah kawasan di Bali. Misalnya, ke Kampung Lebah, Kamasan, Kusamba, Pagayamanan, dan Kampung Toyapakeh di Pulau Nusa Penida.

Baca Juga: Tanggapi Munarman Ditangkap Densus 88, Fahri Hamzah: Jangan Anggap Semua Musuh Negara

Saat ini Desa Kampung Gelgel, selain dikenal sebagai permukiman Islam tertua di Bali, juga diketahui sebagai salah satu objek wisata religius.

Wisatawan asing dan domestik rupanya penasaran dengan toleransi antarumat beragama yang terjalin di daerah ini. Terlebih sekitar 200 meter dari Masjid Nurul Huda yang berada di Jl Waturenggong berdiri pula Pura Kawitan Pusat Pasek Gelgel Dalem Siwa Gaduh.

Toleransi tak hanya sebatas ngaminang. Warga juga kerap menjalankan tradisi ngejot atau saling berkirim makanan saat masing-masing memperingati hari raya keagamaan. Mereka seperti paham bahwa dalam setiap makanan, misalnya, tidak mengandung daging sapi ketika akan diberikan ke warga beragama Hindu.

Begitu pun sebaliknya, warga Hindu atau agama lainnya hanya mengirimkan makanan halal kepada saudaranya yang Muslim.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x