Besaran THR yang diberikan dibedakan dari lama masa kerja pekerja. Berikut rinciannya:
a. Bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan THR sebesar satu bulan upah.
b. Bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja/12 x 1 bulan upah.
c. Bagi pekerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah 1 bulan adapun perhitungannya sebagai berikut:
1. Bagi pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan
2. Bagi pekerja yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan selama masa kerjanya.
Baca Juga: Tanda Kiamat Semakin Terlihat, Rasulullah SAW Anjurkan Tempati Tiga Negeri ini
Tidak hanya mengenai cara menghitung THR yang akan diterima dalam SE Menaker Nomor M/6/HK.04/IV/2021, berisikan mengenai penekanan pembayarannya yang harus dikeluarkan paling lambat H-7 Lebaran.
“Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan,” kata Menaker Ida Fauziyah sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman Setkab pada Jumat, 7 Mei 2021.
Masih dalam SE tersebut dijelaskan untuk perusahaan yang masih terdampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 bagi pekerja dengan sesuai waktu yang ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.