Ditanya bila jadi Presiden, Rocky Gerung: Rubah Nama Indonesia, Singkirkan Kapital, Halangi Bisnis Politik

- 31 Mei 2021, 20:41 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung
Pengamat Politik Rocky Gerung /Tangkapan layar Youtobe.com/ @Youtube Rocky Gerung Official/

MANTRA SUKABUMI - Tokoh Filsuf Indonesia, Rocky Gerung ditanya program bila menjadi Presiden.

Jurnalis Senior, Herisubeno Arief menyampaikan pertanyaan dari para netizen pada Rocky Gerung.

Rocky Gerung dikenal selalu mengkritik pemerintah, netizen penasaran jika Rocky Gerung menjadi Presiden akan melakukan apa?

Baca Juga: Viral! Tergiur Beli Drone dengan Harga Super Murah, Wanita ini Terkejut Ketika Terima Paket yang Datang

"Bila jadi presiden, seperti apa yang dilakukan dan dibayangkan Rocky Gerung untuk Indonesia, ini tantangan nih," tanya Herisubeno Arief

"Oh ya itu di kepala saya udah saya siapkan tuh, kita rubah nama Indonesia menjadi negara kesatuan akal sehat (NKAS)," jawab Rocky.

"Ok," kata Herisubeno Arief.

"Itu hal yang... mungkin kita membayangkan banyak orang yang merasa bahwa ada kepenatan dengan sistem kekuasaan hari ini ," ujar Rocky Gerung.

Menurut Rocky, banyaknya orang yang berharap pada tokoh yang diluar pemerintahan itu disebabkan kepenatan pada sistem pemerintah kali ini.

"Lalu orang berpikir, banyak tokoh yang sebetulnya punya perspektif, banyak jurnalis yang tajam melihat analis, melihat program yang disembunyikan kekuasaan, ekonom ekonom kritis kita justru ada di luar kekuasaan yang pinter pinter itu, budayawan yang punya hati nurani makin lama makin sedikit karena sebagian besar diserap oleh kekuasaan, tapi tetap ada yang punya hati nurani," tuturnya.

"Lalu publik menginginkan satu perubahan di luar yang mulai mencari siapa tokohnya itu, kan ditimbulkan oleh kontras perbandingan antara yang di luar dan di dalam dan perbandingan itu orang melihat potensi yang di luar," ucapnya.

Baca Juga: Anime Kingdom Chapter 680 Khusus Pembaca Orang Dewasa, Berikut Tanggal Rilis dan Spoiler

"Ya kalau orang bertanya Siapa yang jadi presiden dalam waktu dekat, kan orang udah capek menunggu terlalu panjang harus ganti presiden adalah yang di luar," imbuh Dia.

"Jadi pada oposan kritikan di luar memang dituntut lebih dalam oleh publik yang menginginkan perubahan diri kita tangkap bukan soal nama Rocky Gerung, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo," jelas Rocky.

"Tapi setiap orang yang menghendaki Indonesia itu tumbuh kembali secara bermutu, memang menginginkan percepatan pergantian kekuasaan jadi kamu simpulkan itu," ungkapnya.

"Dan penyimpulan itu kita mengumpulkan lagi pengetahuan kita model apa di dalam soal Teknologi 4.0 nanti itu yang harus dipikirkan oleh presiden yang akan datang," katanya.

"dan yang sekarang nggak mungkin lagi memikirkan itu, karena dia kehilangan kesempatan untuk memberi harapan," tambahnya.

"Jadi pertanyaan tentang bagaimana Indonesia kedepan oleh Presiden siapapun itu pertanyaan tentang harapan dengan program-program baru. itu saya kira refleksi kita harus Jaya menangkap pesan itu," ujarnya.

"Kalau saya menjadi presiden, tindakan saya yang pertama dalam mengubah ibukota," tegas Rocky.

"Ibukota lingkungan hidup, Jakarta sebagai kontras dari yang sekarang itu bukan sekedar ibukota bisnis, tapi ibukota paru-paru dunia itu jadi perlambang sebetulnya ada kepemimpinan baru tuh," sambungnya.

"Satu kesempatan dihasilkan di dalam waktu dekat ini untuk memungkinkan potensi-potensi baru ini diasuh dengan akal pikiran, kan itu yang kita kehendaki," ujar Rocky.

Baca Juga: Baca Teori Spoiler One Piece Chapter 1015, ini Jadwal Rilis dan Bocorannya

"Bahwa kita selama ini berkonflik secara ideologi, ya memang karena bangsa plural secara Ideologi," ucapnya.

"Dari ekspektrum kiri ke spektrum kanan itu varian-varian sangat besar. Tetapi kalau tidak ada kesempatan untuk saling menguji, maka tidak mungkin ada pemimpin baru yang terasa itu," sambungnya.

"Jadi biarkan semua ideologi ini tumbuh, tapi dengan satu konsep bahwa semua berhak untuk saling mengasah pikiran," katanya.

"Itu berarti, tidak boleh ada satu kekuatan yang membeli kekuatan yang lain," ucapnya melanjutkan.

"Jadi saya berpikir, konsep kepemimpinan ke depan itu kapital itu, kapital itu harus disingkirkan dari proses politik," jelasnya.

"Biarkan politik tumbuh secara otentik," lanjut mantan Dosen UI itu.

"Karena itu, kalau saya presiden pertama-tama yang saya halangi adalah membisniskan politik, sambil menjadikan Indonesia itu sebagai Pulau peradaban baru dengan tema lingkungan," ungkapnya.

"Saya mau katakan bahwa ide saya untuk indonesia adalah paradigma baru paradigma di dalam ideologi ideologi yang sedang tunggu di dunia," ujarnya.

Baca Juga: Beberkan Sosok yang Cocok Jadi Komisaris PT Telkom, Teddy Gusnaidi Singgung Nama Refly Harun dan Said Didu

"Ide saya tentang Indonesia adalah paradigma baru, paradigma di dalam ideologi-ideologi yang sedang tumbuh," tuturnya.

"Di Dunia Orang masuk pada ideologi perdamaian, ideologi Justice, ideologi feminisme, macam-macam Ideologi milenial dan kita sekarang itu pemimpin kita nggak ngerti tentang pertumbuhan Ideologi itu diluar, Jadi kita masih terkepung oleh ideologi politik, bukan filsafat politik," tandasnya.***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah