Soal Penutupan Masjid, Gus Nadir ke Anwar Anwar Abbas MUI: Keliru Timing Tak Tepat, Beliau Sok Tahu

- 2 Juli 2021, 08:33 WIB
Tokoh NU Gus Nadir ungkit unggahan Dosen UI Ade Armando di tengah polemik kritikan BEM UI kepada Presiden Jokowi.
Tokoh NU Gus Nadir ungkit unggahan Dosen UI Ade Armando di tengah polemik kritikan BEM UI kepada Presiden Jokowi. /Instagram.com/@nadirsyahhosen_official/

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Nadir atau Nadirsyah Hossen memberikan kritik terhadap Wakil Ketua Umum MUI KH Anwar Abbas.

Pasalnya KH Anwar Abbas menuding bahwa penutupan mesjid itu akan mengundang kemarahan dari Tuhan.

Menurut Gus Nadir statement KH Anwar Abbas soal penutupan mesjid selama PPKM Darurat tersebut adalah keliru.

Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Vicky Prasetyo, Istri Kalina Ocktaranny yang Dituntut 8 Bulan Penjara

Baca Juga: Mengejutkan, Budiman Sudjatmiko Sebut Anwar Abbas Orang Bebal Karena Sebut Tuhan Marah Jika Masjid Ditutup

"Pak Anwar Abbas ini keliru," cuitnya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @na_dirs pada Jumat, 2 Juli 2021.

Beberapa poin juga dengan rinci dijelaskan oleh pengurun NU Cabang Instimewa itu.

1) Menutup masjid sementara (gak selamanya) dalam kondisi darurat itu dibenarkan sesuai kaidah fiqh dan maqashid as-syariah.

2) Timing pernyataan tdk tepat. Gak ada simpati beliau terhadap kondisi masyarakat

3) Beliau sok tahu bahwa Tuhan akan marah

Lagi pula, Gus Nadir menuturkan bahwa kegiatan penuyupan itu bersifat sementara dan tidak hanya masjid saja, tapu semua rumah ibadah. Itu pun tak semua wilayah.

"Yang ditutup sementara itu gak cuma masjid, tapi semua rumah ibadah. Itu pun hanya di wilayah dan periode tertentu. Gak selamanya dan gak di seluruh wilayah," tuturnya.

Baca Juga: Terungkap, Ternyata Tokoh NU Ini yang Sarankan Pemerintah Berlakukan PPKM Darurat di Indonesia

Gus Nadir berharap, Waketum MUI yidak usah menggoreng isu terlalu jauh.

"Jadi gak usah digoreng: “Tuhan murka”; “Rejim anti Islam” dll," ucapnya.

"Ibadah masih bisa dikerjakan di rumah masing-masing secara berjamaah," tandasnya.

Sebelumnya, Anwar Abbas mengkritik penerapan kebijakan tutup masjid selama PPKM Darurat berlangsung.

Bagaimana mungkin perkantoran di Jakarta yang masuk zona merah bisa dihadiri 25 persen jumlah karyawan sementara tempat ibadah harus ditutup.

"Jadi kalau kantor tidak ditutup ya masjid juga jangan ditutup kalau kantor ditutup, ya akan menimbulkan masalah dan kalau masjid ditutup bangsa ini bisa dimarahi Tuhan," ucap Waketum MUI.

Menanggapi pernyataan Waketum MUI Anwar Abbas, mantan politisi Demokrat Ferdinand Hutahaen menyatakan bahwa harusnya beliau lebih memahami dasar dari kebijakan ini diberlakukan.

Banyak tenaga kesehatan hingga rumah sakit yang kesulitan menampung banyaknya pasien COVID-19.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Tarwiyah Arafah 8 dan 9 Dzulhijjah, Jelang Idul Adha 2021

"Pak MUI, tiap hari korban berjatuhan meninggal, RS penuh, Nakes kelelahan. Mengapa engkau tak bs sedikit memahami bahwa agama itu bukan hanya soal rumah ibadah? Agama itu jg ttg meringankan beban org lain, melakukan ikhtiar demi kehidupan," cuit Ferdinand, dikutip mantrasukabumi.com, dari akun twiternya, Kamis, 1 Juli 2021.

Pegiat media sosial menambahkan, kondisi COVID di Indonesia tak bisa dianggap enteng, khususnya di wilayah Jawa, Jakarta dan Bali. Dia meminta segenap masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan.

"Sahabat, kondisi covid ini semakin menguatirkan terutama di Jakarta, Jawa dan Bali. Tiap hari berita duka hadir dari antara teman. Tolonglah kita disiplin semua, hindari kerumunan baik itu di mana sj termasuk rumah ibadah. Kita lakukan ikhtiar terbaik agar covid sgr terkendali," ujarnya.

Seperti diketahui, Waketum MUI Anwar Abbas mengomentari pemberlakuan PPKM Darurat diwilayah Jawa Bali, dalam poin yang menjadi perhatiannya adalah penutupan tempat ibadah.

Baca Juga: Terungkap, Ternyata Tokoh NU Ini yang Sarankan Pemerintah Berlakukan PPKM Darurat di Indonesia

Anwar mengusulkan seharusnya setiap pengurus masjid di zona merah bisa menginisiasi kebijakan untuk menaati protokol kesehatan kepada jemaah yang datang. Misalnya, penggunaan masker berlapis, pembatasan dan mengurangi kapasitasn masjid menjadi 25 persen.

"Jadi bukan dengan menutup Masjid, sehingga dengan demikian Masjid tetap semarak begitu kalau menutup Masjid ya saya rasa murka Tuhan ya kena kepada kita," tuturnya.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah