MANTRA SUKABUMI - Tepat 20 tahun lalu, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dimakzulkan dalam Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat pada Senin 23 Juli 2001.
Beberapa hari jelang hari pemakzulan, situasi mencekam sudah terasa di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dari mulai moncong panser di Lapangan Monas yang mengarah ke Istana.
Baca Juga: dr Zaidul Akbar: Indigo Bukan Kelebihan, tapi Harus Dihilangkan dalam Perspektif Islam
hingga kerumunan pendukung Gus Dur yang memadati Jalan Merdeka Utara, Jakarta.
Dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagram @indonesia_opini pada 24 Juli 2021.
Bahkan situasi di dalam Istana digambarkan putri Gus Dur, Anita Hayatunnufus Wahid, saat itu tak kalah tegangnya.
Gus Dur saat itu mengeluarkan tiga maklumat sebagai bentuk perlawanan pada Sidang Istimewa MPR yang diagendakan digelar pada 23 Juli 2001. Maklumat dikeluarkan dini hari jelang pelaksanaan Sidang Istimewa.
Isi maklumat itu adalah,
1. Pembubaran MPR/DPR.
2. mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat.
3. dan membekukan Partai Golkar.
Pada akhirnya meski dekrit atau maklumat dikeluarkan, namun dukungan tidak didapatkan Gus Dur dari parlemen.