Pengamat: Pelonggaran PSBB Diragukan, Dinilai hanya Kepentingan Politik Semata

- 19 Mei 2020, 14:47 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. //Pixabay

Baca Juga: Ganjar Pranowo Terima Bantuan 1 Truk dari Menteri BUMN, Ucapnya: Insya Allah Sangat Bermanfaat

"Perbandingan pastilah harus yang setara/ekuivalen misal tidak mungkin membandingkan rasa lezat kari kambing dengan buah mangga," lanjutnya

Kebijakan-kebijakan negara lain tersebut rata-rata diambil berdasarkan kurva epidemiologi Covid-19 yaitu telah menurunnya datapenularan per hari yang ditunjukkan selama 14 hari.

Kurva itu akan valid apabila ada tes massal yang akurat sesuai proporsi jumlah penduduk. Sedangkan Indonesia belum melakukan tes massal yang proporsional, tracing yang agresif seperti negara-negara yang dirujuk tersebut.

Negara-negara tersebut bahkan sudah jauh lebih lama melakukan lockdown, sesuatu yang Indonesia selalu hindari dengan berbagai alasan.

Dari data yang belum diketahui validitasnya karena sangat sedikit dibandingkan jumlah penduduk saja, kurva Indonesia belum menurun malahan naik terus. Demikian pula dengan persentase penularan per harinya.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Kurva Landai COVID-19 Indonesia Diragukan Kevalidannya, Pelonggaran PSBB hanya Kepentingan Politik

Angka tes Covid-19 Indonesia pun masih di bawah rata-rata apabila dibandingkan dengan ASEAN. Tingkat tes di Indonesia adalah 628 per 1 juta penduduk. Bandingkan dengan Singapura 30.000 per satu juta penduduk dan Malaysia yang mencapai 7500 per 1 juta penduduk.

"Belum semua provinsi memiliki laboratorium dan tenaga yang siap untuk melakukan pengetesan.

Baca Juga: Korea Utara Dilanda Kelaparan, Kanibalisme Muncul, Keluarga Dibunuh Lalu Dimakan

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah