Network
MANTRA SUKABUMI - Ketua KNPI Pusat yakni Haris Pertama mengomentari terkait pemecatan Dokter Terawan.
Sebelumnya ramai diberitakan oleh berbagai media masa terkait pemecatan Dokter Terawan oleh Ikata Dokter Indonesia atau IDI.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa putusan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran atau MKEK Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberhentikan Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) dari keanggotaan IDI.
Baca Juga: Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar Dituduh Pakai Gelar Palsu, Begini Tugas Profesor
Pemecatan Mantan Menteri Kesehatan ini ini berdasarkan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran atau MKEK IDI.
Dan telah dibacakan dalam Muktamar ke 31 IDI di Banda Aceh, pad Jumat 25 Maret 2022.
Haris Pertama mendukung Dokter Terawan untuk melawan segala bentuk kedzoliman yang telah menimpanya.
Menurut Haris Pertama bahwa pemecatan Dokter Terawan oleh IDI agar dijelaskan secara gamblang ke publik.
Namun jika pemecatan tersebut akibat kesalahan hanya kesalah fahaman, maka organisasi IDI bisa rusak.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KNPI Pusat Haris Pertama pada akun media sosialnya.
"Saya dukung dokter terawan untuk melawan kedzoliman dari IDI. Harusnya pemecatan itu ada alasan yang kuat dan dijelaskan ke publik agar tahu," ujar Haris Pertama seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitternya @knpiharis.
Baca Juga: Profile dan Biodata Dokter Terawan Agus Putranto, Mantan Menkes yang Dipecat IDI
"Jika hanya kesalahpahaman main pecat bisa rusak organisasi," sambung Ketua KNPI tersebut.
Letnan Jenderal TNI Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad adalah mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju.
Dokter Terawan Agus Putranto menjabat pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.
Dr Terawan merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD.
Dokter Terawan pernah ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.
Ia juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.***
