Profil dan Biodata Susi Susanti, Legenda Bulutangkis Wanita Indonesia Peraih Hall Of Fame

- 15 Mei 2022, 11:00 WIB
Profil serta biodata pebulutangkis wanita yakni Susi Susanti yang menjadi legenda pebulutangkis kebanggaan Indonesia
Profil serta biodata pebulutangkis wanita yakni Susi Susanti yang menjadi legenda pebulutangkis kebanggaan Indonesia /Legenda dunia bulutangkis asal Indonesia, Susi Susanti, Screenshoot Instagram.com/@susysusantioffici/

MANTRA SUKABUMI - Susi Susanti adalah merupakan salah satu legenda bulutangkis Indonesia.

Banyak penghargaan yang telah diraih Susi Susanti selama menjadi pemain bulutangkis selama karirnya.

Susi Susanti pada jamannya menjadi pemain andalan wanita Indonesia untuk meraih piala diajang diberbagai ajang bergengsi dunia.

Baca Juga: Susi Air Kembali Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Pendaftaran hingga 1 November 2021

Berikut profil dan biodata Susi Susanti, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Bernama lengkap Lucia Francisca Susy Susanti Haditono lahir pada 11 Februari 1971 adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia.

Perawakannya yang relatif kecil, gaya servisnya yang begitu tersohor, footwork-nya yang tanpa tanding, pergelangan tangan yang kuat, dan mental yang tangguh, ia dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu pemain tunggal putri terhebat sepanjang masa.

Ia merupakan peraih medali emas Indonesia pertama di Olimpiade.

Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.

Pasangan Alan dan Susi memiliki 3 orang anak yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003).

International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Badminton Hall of Fame kepada Susi Susanti.

Baca Juga: Indonesia Diprediksi akan Jadi Negara Terakhir Bebas dari Pandemi, Susi Pudjiastuti Doakan Pemerintah

Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King. Sebelumnya, ia juga menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama pada tahun 1992.

Susi terjun ke dunia bulu tangkis sejak tahun 1980. Tahun 1985 ia masuk ke klub PB Jaya Raya, dibawah asuhan pelatih Liang Ciu Sia.

Susi berhasil memenangkan medali emas tunggal putri di Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona, ​​Spanyol dan medali perunggu di Olimpiade Musim Panas 1996 di Atlanta, Amerika Serikat. Susi adalah pemain tunggal putri yang paling dominan di babak pertama.

Susi juga memenangkan All England Terbuka pada tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994, World Badminton Grand Prix Finals lima kali berturut-turut dari tahun 1990 hingga 1994 serta di 1996, dan Kejuaraan Dunia IBF pada tahun 1993.

Dia adalah satu-satunya pemain wanita yang memegang gelar tunggal Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All-England secara bersamaan.

Dia memenangkan Japan Open tiga kali dan Indonesian Open lima kali. Dia juga memenangkan banyak seri Badminton Grand Prix dan lima Badminton World Cup.

Baca Juga: Menangis dan Tanyakan Alamat Bocah Vino, Netizen ke Susi Pudjiastuti: Adopsi Dia Bu Biar Beruntung

Ia juga memimpin tim Indonesia meraih kemenangan atas juara abadi Tiongkok di kompetisi Piala Uber 1994 dan 1996. Semua ini terjadi selama periode yang relatif kuat dalam bulu tangkis internasional wanita.

Pesaing utamanya di awal tahun-tahun utamanya adalah pemain Tiongkok Tang Jiuhong dan Huang Hua, dan, kemudian, Ye Zhaoying Tiongkok dan Bang Soo-hyun.

Susi Susanti dinobatkan ke dalam Hall of Fame Federasi Bulu Tangkis Dunia (IBF, saat ini BWF) pada Mei 2004, dan menerima Piala Herbert Scheele pada tahun 2002.

Susi memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998. Sebenarnya Susi masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan Susi sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games, karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah Susi menangkan.

Namun, setelah ia dinyatakan hamil pada tahun 1998, ia memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.

Setelah 19 tahun menggeluti dunia bulutangkis, akhirnya Susi mengundurkan diri tanggal 30 Oktober 1999.

Acara pelepasan Susi berlangsung di Istora Senayan, merupakan pelepasan yang pertama kali pernah dilakukan PBSI.

Dihadiri 2.500 penonton, pada kesempatan itu PBSI memberikan hadiah penghargaan berupa emas seberat 25 gram.

Baca Juga: Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti Tiba-tiba Minta Tolong Pada Najwa Shihab: Please Help Them

Selain menjadi ibu rumah tangga, sesudah gantung raket Susi bersama suaminya juga mengembangkan perusahaan apparel bulu tangkis bernama Astec dan sport massage center bernama Fontana (bersama Elizabeth Latief).

Ia sendiri lebih mendorong anak-anaknya untuk mengejar karier selain di bulu tangkis. Baginya prestasinya dan suaminya dapat membebani anak-anaknya.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x