Mengenal Sejarah Singkat Peristiwa G30S/PKI Lengkap Nama-nama Tokoh dan Korban

- 25 September 2022, 14:24 WIB
Mengenal Sejarah Singkat Peristiwa G30S/PKI Lengkap Nama-nama Tokoh dan Korban
Mengenal Sejarah Singkat Peristiwa G30S/PKI Lengkap Nama-nama Tokoh dan Korban /



MANTRA SUKABUMI - Bisa dikatakan G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah pengkhianatan terbesar yang pernah terjadi pada bangsa Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada malam hari, tepatnya pada pergantian 30 September atau 1 Oktober. Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Gerakan ini bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. Tidak hanya itu, mereka juga menginginkan pemerintah Indonesia berubah menjadi pemerintahan komunis. G30S/PKI dipimpin langsung oleh ketuanya saat itu, Dipa Aidit.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Kelam G30S PKI Lengkap Tujuan, Kronologi, dan Latar Belakangnya

Dirangkum mantrasukabumi.com melalui berbagai sumber pada Minggu, 25 September 2022. Berikut sejarah singkat G30S/PKI lengkap dengan nama-nama tokoh dan korban.

Para pemimpin gerakan ini sangat agresif dalam menghasut seluruh rakyat Indonesia untuk mendukung PKI. Mereka memberi iming-iming bahwa Indonesia akan lebih maju dan damai jika berada di bawah kekuasaan PKI.

D. N. Aidit sebagai tokoh sentral gerakan PKI, menurut para sejarawan yang ada pada masa rezim Suharto, merupakan dalang utama di balik gerakan 30 September 1995/PKI.

Dalam menjalankan komplotannya, gerakan ini dilakukan di bawah komando langsung Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Pergerakan dimulai dari kota Jakarta dan juga Yogyakarta. Pada awalnya mereka menargetkan Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal. Pada mulanya gerakan ini hanya bertujuan untuk penculikan dan membawa paksa para jenderal dan perwira ke Lubang Buaya.

Namun, ada beberapa tentara dari Cakrabirawa yang memutuskan untuk membunuh Perwira Tinggi dan juga Jenderal yang mereka bawa ke Lubang Buaya.

Jendral yang dibunuh oleh PKI antara lain Jendral Karel Satsuit Tubun dan Jendral Ahmad Yani. Para jenderal dan perwira tinggi lainnya yang tidak terbunuh akhirnya mati perlahan akibat luka-luka mereka akibat siksaan selama di Lubang Buaya.

Baca Juga: Siapa saja tokoh G30S/PKI? Inilah 7 Pahlawan Revolusi yang Menjadi Korban PKI

Berikut ini adalah beberapa pahlawan Dewan Jenderal dan perwira tinggi yang tewas karena kekejaman anggota G30S/PKI di Lubang Buaya:

1. Anumerta Letnan Jenderal Ahmad Yani yang meninggal di rumahnya, Jakarta Pusat. Kini rumahnya telah menjadi museum bernama Sasmita Loka Ahmad Yani.

2. Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono

3. Mayjen Jenderal Raden Soeprapto

4. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan

5. Mayor Jenderal Siswondo Parman

6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun yang meninggal dunia di rumahnya

7. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo

8. Kolonel Katamso Darmokusumo adalah korban tragedi G30S/PKI di Yogyakarta

9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto, korban meninggal dunia akibat peristiwa G30S/PKI di Yogyakarta

10. Ade Irma Suryani Nasution, putri Abdul Haris Nasution yang juga tewas dalam peristiwa G40S/PKI

11. Kapten Letnan Pierre Andreas Tendean yang meninggal di rumah Jenderal Abdul Haris Nasution

Akibat peristiwa G30S/PKI yang meninggalkan luka mendalam bagi rakyat Indonesia, rakyat menuntut Presiden Soekarno untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Dengan berat hati, akhirnya Partai PKI yang selama ini menjadi kekuatan bagi Presiden Soekarno dalam aksi Ganyang Malaysia, resmi dibubarkan.

Kemudian, Presiden Soekarno memberikan mandat untuk membersihkan seluruh struktur pemerintahannya kepada Mayor Jenderal Suharto, yang dikenal dengan suratnya yaitu, Surat Perintah 11 Maret 1966.

Di bawah ini beberapa kronologi dan fakta lain dari kejadian G30S/PKI serta sejarah singkat setelah kejadian tersebut:

Baca Juga: Jelang 30 September, Inilah Sinopsis Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI

Sejarah Singkat G30S/PKI

G30S/PKI adalah gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan menjadikan Indonesia negara yang menganut sistem komunis. Gerakan ini dipimpin langsung oleh DN Aidit yang saat itu menjabat sebagai ketua PKI atau Partai Komunis Indonesia.

Pada dini hari 1 Oktober 1965, Letnan Kolonel Untung yang merupakan anggota Pasukan Pengawal Istana atau sering disebut Cakrabirawa memimpin pasukan yang dianggap setia atau loyal kepada PKI.

Gerakan ini menyasar para perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Mereka menangkap enam petugas. Namun, 3 di antaranya langsung dibunuh di rumahnya.

Sementara yang lainnya dibawa secara paksa ke Lubang Buaya. Seluruh jenazah perwira TNI Angkatan Darat ditemukan beberapa hari kemudian.

Pejabat Tinggi yang Menjadi Korban

Berikut enam pejabat TNI yang tewas dalam tragedi G30S/PKI.

1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
2. Mayor Jendral Raden Soeprapto
3. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
4. Mayor Jenderal Siswondo Parman
5. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Sementara Panglima TNI AH Nasution yang menjadi sasaran utama berhasil kabur. Namun, putri AH Nasution, Ade Irma Nasution, tertembak dan tewas.

Ia tewas bersama ajudannya bernama Letnan Satu Pierre Andreas Tendean yang diculik dan ditembak di Lubang Buaya.

Keenam jenderal yang disebutkan di atas serta Letnan Satu Pierre Tendean sekarang ditunjuk sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak diresmikannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar tersebut telah diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Tak hanya itu, beberapa orang lainnya menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta. Berikut daftar nama-namanya:

– Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
– Kolonel Katamso Darmokusumo
– Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

Baca Juga: Menparekraf Kunjungi Desa Wisata Hanjeli di Waluran Sukabumi, Sandiaga Uno Sampaikan Hal Ini

Pasca Tragedi G30S/PKI

Setelah tragedi G30S/PKI, Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk melenyapkan dan membersihkan seluruh elemen pemerintahan dari pengaruh Partai Komunis Indonesia.

Hal itu dilakukan atas desakan masyarakat Indonesia karena menganggap peristiwa itu telah menimbulkan luka yang dalam bagi mereka. Setelah diperintahkan oleh Sukarno, Soeharto segera bergerak cepat.

Setelah itu, PKI dinyatakan sebagai penggagas kudeta dan kemudian dalangnya diburu dan ditangkap. Termasuk DN Aidit yang sempat kabur dan mengungsi ke Jawa Tengah. Tapi kemudian dia ditangkap.

Selain itu, anggota organisasi lain yang dianggap simpatisan atau yang terkait dengan PKI juga ditangkap. Organisasi-organisasi tersebut antara lain CGMI, Lekra, Pemuda Rakyat, Gerakan Perempuan Indonesia, Barisan Tani Indonesia, dan lain-lain.

Berbagai kelompok masyarakat juga turut andil menghancurkan markas PKI di berbagai daerah. Mereka juga menyerang berbagai institusi, perkantoran, pertokoan, dan universitas yang diduga terkait dengan PKI.

Pada akhir tahun 1965, diperkirakan antara 500.000 dan satu juta anggota PKI dan orang-orang yang dicurigai sebagai pendukung PKI telah terbunuh. Sementara ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp konsentrasi.

Peringatan G30S/PKI di Zaman-zaman Orba

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Gerakan 30 September 1965/PKI selalu diperingati setiap tanggal 30 September.

Tak hanya itu, 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengenang jasa tujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam tragedi tersebut.

Soeharto juga sempat memprakarsai pembangunan Monumen Pancasila Sakti di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Diabadikan sebagai Film Propaganda

Pada tahun 1984, sebuah dokudrama propaganda tentang tragedi ini berjudul Penumpasan Pengkhargaan G30S/PKI resmi dirilis.

Film ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Nasional, yang saat itu dipimpin langsung oleh Brigjen G. Dwipayana yang juga anggota kepresidenan Suharto. Produksi film ini menelan biaya 800 juta.

Banyak yang menduga bahwa film tersebut dimaksudkan sebagai propaganda politik, mengingat latar belakang produksi film tersebut.

Apalagi di era Presiden Soeharto, film menjadi tontonan wajib anak sekolah. Dimana selalu tayang di TVRI setiap malam pada tanggal 30 September.

Namun, sejak Presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada tahun 1998, film-film Arifin C. Noer berhenti tayang di TVRI. Hal ini terjadi karena adanya tekanan dari masyarakat yang menilai film tersebut tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

Itulah informasi mengenai sejarah singkat G30S/PKI lengkap dengan nama-nama tokoh dan korban.***

Editor: Azka Jauhar Kamila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x