"Kalau makam yang dulu itu kan kesannya menakutkan kalau dibuat seperti ini kan makam itu seolah-olah sama seperti tempat rekreasi. Jadi anak kecil pun tidak takut masuk makam. Ini kan kalau malam lampunya terang jadi kesan menakutkan itu hilang,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Tawangrejo, Karneli membenarkan, pengecatan makam tersebut murni ide dari warga, mungkin kedepannya akan terus dilakukan pengecetan kebeberapa makam lain.
Baca Juga: Iwan Mussry Beli Sepotong Daging Seharga Rp 1,8 Juta, Maia Estianty: Daging Sultan, yang Beli Sultan
Menurut Karneli tidak menutup kemungkinan nantinya akan dijadikan tempat wisata religi, juga sebagai edukasi kepada anak-anak.
"Tentunya ini kita sampaikan kepada masyarakat bahwa makam ini kan tempat kita terakhir, tentunya jangan sampai makam itu terkesan seram. Makanya inovasi dari masyarakat, disini dilengkapi dengan lampu sehingga kalau malam bisa terang. Dulunya jarang disobo (disambangi), alhamdulillah masyarakat banyak yang kesini,” kata Karneli
Baca Juga: Meksiko Mencekam, 14 Orang Tewas Tergeletak di Pinggir Jalan, Pejabat Setempat Lakukan Investigasi
Pengecetan kijing atau makam tersebut menggunakan biaya swadaya masyarakat, pengecetan yang dilakukan warga Dukuh Nguwot menghabiskan biaya sekitar 10 juta.**