Aktivis 98 Mempertanyakan KAMI, Gerakan Moral atau Gerakan Politik, Muradi : Agenda 2024

- 29 Agustus 2020, 09:52 WIB
Aktivis 98
Aktivis 98 /RRI.co.id

MANTRA SUKABUMI - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas oleh beberapa tokoh menjadi sorotan publik.

Pasalnya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendapatkan sindirian keras dari Ketua Umun PDI Perjuangan yakni Megawati Soekarnoputri.

Karena Megawati menilai bahwa KAMI adalah kumpulan orang-orang yang ingin menjadi Presiden RI.

Baca Juga: Memanas, Gatot Nurmantyo dan Megawati Soekarnoputri Setelah Deklarasi KAMI, Ternyata Ini Alasannya

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Capres 2024, Ini Sepak Terjang Gatot Nurmantyo yang Dianggap Kontroversial

Selain Megawati Soekarnoputri para aktivis 1998 menilai bahwa KAMI tidak memiliki dukungan dari rakyat.

Berry Haryanto menilai, kehadiran KAMI tidak memiliki momentum sebagaimana gerakan mahasiswa tahun 1998 yang kala itu berhasil menumbangkan rezim Orde Baru.

Baca Juga: Sempat Diduga Berselisih dengan Presiden ke-4, Inilah Biografi Gatot Nurmantyo Capres Usungan KAMI

"Gerakan moral yang dilakukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia tidak memiliki momentum dan dukungan dari rakyat untuk seperti gerakan mahasiswa tahun 98," ungkapnya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari RRI.co.id pada Sabtu, 29 Agustus 2020.

Selain itu, Guru besar di Universitas Padjajaran Bandung yakni Profesor Muradi mempertanyakan tujuan KAMI, apakah untuk melakukan penekanan kepada pihak yang berkuasa atau memiliki agenda lain menarik simpati masyarakat buat agenda Pilpres 2024.

Baca Juga: Diisukan Nyapres Usungan KAMI, Siapa Gatot Nurmantyo Sebenarnya

"KAMI ini menurut saya biasa saja. Tidak perlu terlalu dibesarkan. Poinnya adalah memilih apakah mau menjadi gerakan moral atau politik kalau gerakan moral bisa menjadi chek and balances terhadap penguasa atau menjadi gerakan politik yang tujuannya Kekuasaan," jelasnya.

Sementara itu Aktivis 98, Hengki Irawan menyarankan tokoh-tokoh yang tergabung dalam KAMI untuk membuat partai. Hal itu untuk menyambut pesta demokrasi 2024.

Baca Juga: Gatot Buka-bukaan Soal Nyapres, Siapa Sangka Megawati Soekarnoputri 'Ditampar Balik' Deklalator KAMI

"Mendingan bikin partai saja. Teman-teman di KAMI. Saya tantang mereka ayo siapkan diri (dalam pemilu 2024)," ujarnya.

Sedangkan Pengamat Kebijakan Publik Sarbini mengatakan, dalam perpolitikan di Indonesia, selalu ada kelompok yang didalam dan di luar, mereka cenderung menjadi kelompok penekan. Hal itu lumrah di alam demokrasi.

Baca Juga: Deklarasi KAMI Jagokan Gatot Nurmantyo-Titiek Soeharto Jadi Pasangan Capres-Cawapres 2024 

"Kalau dipotret itu, anggap saja kelompok penekan. Kalau bicara kerangka demokrasi sah-sah saja. Jadi tidak usah direspon berlebihan," ujarnya.

"Murni atau tidak, kita akan lihat dikemudian hari. Tujuannya apakah untuk kelompoknya atau untuk kepentingan rakyat," pungkasnya.**

Editor: Fauzan Evan

Sumber: RRI.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah