Kerusuhan di Pulau Rempang: Konflik Pembangunan vs Kelestarian Lingkungan

- 9 September 2023, 08:34 WIB
Bentrok aparat dengan warga di Pulau Rempang.
Bentrok aparat dengan warga di Pulau Rempang. /Instagram/@bersihkanindonesia dan Antara/Yude/

Kedatangan aparat ini memicu kemarahan warga, yang kemudian melakukan aksi demonstrasi.

Aksi demonstrasi ini kemudian berujung pada bentrokan antara warga dan aparat. Warga melempari aparat dengan batu dan kayu, sementara aparat membalas dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Bentrokan ini berlangsung selama beberapa jam dan menyebabkan sejumlah korban. Sebanyak 17 warga dan 16 aparat mengalami luka-luka.

Selain itu, sejumlah fasilitas umum, seperti pos polisi dan rumah warga, juga mengalami kerusakan.

Baca Juga: Menyambut Hari Jadi Ke 15 Google Chrome Akan Memberikan Desain Tampilan Baru! Simak Disini

Akibat kerusuhan ini, proses pembangunan Rempang Eco City tertunda. BP Batam menyatakan akan melakukan dialog dengan warga untuk mencari solusi yang dapat diterima kedua belah pihak.

Penyebab Kerusuhan

Kerusuhan di Pulau Rempang merupakan puncak dari konflik antara warga dan pemerintah terkait rencana pembangunan Rempang Eco City. Konflik ini telah berlangsung selama beberapa tahun.

Pemerintah telah berupaya untuk meyakinkan warga bahwa pembangunan Rempang Eco City akan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Namun, warga tetap menolak pembangunan proyek ini karena khawatir akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.

Dampak Kerusuhan

Kerusuhan di Pulau Rempang berdampak luas, baik bagi warga setempat maupun pemerintah. Bagi warga, kerusuhan ini menimbulkan trauma dan ketakutan.

Halaman:

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah