Lalu dia menambahkan bahwa 10 juta orang di kota itu sekali lagi harus bekerja, belajar dan berdoa dari rumah.
Pembatasan yang diberlakukan mulai hari Senin serupa dengan yang diberlakukan pada awal tahun transportasi umum terbatas, restoran hanya dapat melayani takeaway, dan banyak kantor tutup atau memiliki batasan kapasitas.
Anies mengatakan ruang isolasi dan unit perawatan intensif di rumah sakit rujukan COVID-19 sekitar 80 persen terisi.
“Ini soal penyelamatan warga Jakarta. Kalau dibiarkan terus, rumah sakit tidak akan mampu menahan situasi dan akibatnya angka kematian tinggi”, ujarnya.
Baca Juga: Virus Corona Dunia, India Lampaui 5 Juta Kasus, Malaysia Tak Terburu-buru Buka Kembali Perbatasan
Para dokter di Jakarta menyambut baik langkah tersebut, tetapi banyak yang merasa pembatasan tersebut seharusnya tidak dilonggarkan sejak awal.
“Kami merasa situasi semakin menakutkan. Jumlah kasus meningkat dari hari ke hari dan tidak ada tren yang menunjukkan penurunan”, kata Dr Erlina Burhan, dari RS Pesabatan.
Dan, seperti penggali kubur, pekerja medis di ibu kota mengatakan bahwa mereka terlalu banyak bekerja dan kelelahan.
“Ini seperti maraton dari Maret, tanpa ada istirahat”, kata Burhan. “Banyak tenaga kesehatan yang sudah bilang capek melakukan ini”.
Hingga saat ini, Indonesia telah mendaftarkan 221.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi.