Belajar dari Wuhan China, Happy Hypoxia pada Covid-19 Sudah Lama Terjadi dan Pahami Gejalanya

- 26 September 2020, 15:10 WIB
Ilustrasi corona. */NET
Ilustrasi corona. */NET /

Baca Juga: Waspada Happy Hypoxia Serangan Covid-19 Tanpa Gejala, Lakukan Deteksi Dini dan Pahami Kondisinya  

Agus mengungkapkan bahwa kondisi itu sempat menjadi tanda tanya karena para pasien tidak mengalami keluhan sesak napas meski ditemukan kondisi happy hypoxemia atau "silent hypoxemia" dalam pemeriksaan rontgen dan CT-Scan.

Agus menjelaskan, salah satu teori yang menguat di kalangan peneliti terkait penyebab hal ini adalah karena virus corona penyebab Covid-19 disinyalir mengganggu sistem reseptor dan respons saraf pusat otak terhadap hipoksemia.

Lalu seberapa umum kasus happy hypoxia terjadi di Indonesia?
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto menjelaskan laporan awal happy hypoxia mulanya terjadi pada 18,7 persen pasien Corona di Wuhan. Sementara data yang ada pada RS Persahabatan ditemukan 1,7 persen pasien Corona mengalami gejala happy hypoxia.

Baca Juga: Wajib Tahu, 3 Bahaya Tidur dengan Kipas Angin Menyala

"Saya punya data sedikit di RS Persahabatan, bahwa dari pasien Covid-19 derajat (kategori) sedang, yang dirawat sekitar 200. Kami temukan ada kejadian hypoxemia tanpa keluhan sesak napas itu sekitar 1,7 persen. Tidak banyak, tetapi ada pasien-pasien yang mengeluh ada terjadi hypoxemia tetapi tidak ada keluhan sesak napas," bebernya dalam konferensi pers PDPI Selasa (8 September 2020).

Senada dengan dr Agus, dr Erlina Burhan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) menjelaskan kasus happy hypoxia sudah ditemukan sejak Maret di Indonesia, khususnya di RS Persahabatan.

"Ini sebetulnya di RS Persahabatan kasusnya sudah ada, bulan Maret itu pasien kami yang saturasinya sudah 90 tetapi dia masih berjalan ke kamar mandi, masih menelepon istrinya, masih membaca buku, tidak terlihat sesak, kami juga waktu itu heran, ini pasien hebat banget karena ini kan penyakit baru, pengetahuan kita saat itu masih terbatas tentang Covid-19," kata dr Erlina.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 10 Sudah Dibuka, Buruan Segera Daftar Bisa Melalui HP, Berikut Tahapannya

Bagaimana cara mencegah gejala happy hypoxia?
Selain mewaspadai tanda batuk menetap, dr Erlina menyebut ada beberapa bagian tubuh yang bisa dilihat kondisinya. Termasuk kondisi bibir dan jari-jari.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah