Menurutnya, kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan scenario terburuk.
Akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.
"Maka dari itu, dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," ungkapnya.
Menurutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat.
Baca Juga: Hukum Halal dan Haram Hand Sanitizer Mengandung Alkohol Sesuai Fatwa MUI
Akan tetapi, harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata. Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi.
Serta menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.** (Tita Salsabila-Pikiran-Rakyat)