Ramai Pelajar Ikut Aksi Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja, Begini Pandangan Psikolog

- 12 Oktober 2020, 16:50 WIB
Ilustrasi demo
Ilustrasi demo //mantrasukabumi.com//Andi Syahidan

MANTRA SUKABUMI - Aksi unjuk rasa dalam rangka penolakan UU Cipta Kerja yang dilakukan pada 6-8 Oktober 2020 menyita perhatian publik.

Aliansi buruh dan mahasiswa serta beberapa ormas masyarakat turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya untuk menolak UU Cipta Kerja agar tidak disahkan dalam rapat paripurna.

Namun beberapa kalangan menyayangkan aksi unjuk rasa tersebut. Pasalnya ada keterlibatan anak-anak dibawah umur dan usia remaja.

Baca Juga: Habib Bahar Bebas Usai PTUN Bandung Kabulkan Gugatan Soal Pencabutan Asimilasi

Anak-anak dibawah umur ini adalah mereka para pelajar, aksi yang dilakukan mereka disinyalir hanya sekedar ingin dipandang oleh teman-temannya ditengah mencari jati diri.

"Pada kasus ini, polemik penetapan UU Cipta Kerja. Mereka tentu gampang sekali dibakar emosinya. Karena, ibaratnya mereka (anak remaja) ini mencari panggung untuk pengakuan," kata Ketua Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur, Astrid Wiratna ditemui di Surabaya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari RRI pada Senin, 12 Oktober 2020.

Menurut Astrid. para siswa yang mayoritas 13-17 tahun tersebut, belum termasuk dalam kategori berpikir kritis idealisme.

Baca Juga: FPI akan Gelar Aksi Tolak UU Cipta, Gubernur DKI Anies Baswedan Siapkan Pengamanan Ekstra

Perihal idealisme, kata Astrid, adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah