Kunjungi Turki, Ketua MPR Minta Pemerintah Indonesia Kerjasama Industri Pertahanan dan Teknologi

- 4 November 2020, 09:55 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo /FB Bamsoet

 

MANTRA SUKABUMI – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong peningkatan kerjasama industri pertahanan dan pengembangan teknologi antara Indonesia dengan Turki yang sudah terjalin sejak tahun 2010.

Peningkatan kerjasama dengan Turki dicerminkan oleh intensitas kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto ke Turki sebanyak empat kali berturut-turut periode 2019-2020 ini. 

Menurut Bambang Soesatyo, dari serangkaian kunjungan Prabowo tersebut, telah dihasilkan komitmen antara Indonesia dan Turki untuk memperkuat serta mengembangkan kerja sama di industri pertahanan.

Baca Juga: Sesungguhnya Allah SWT Larang Bagi Siapapun yang Harapkan Bantuan dari Seseorang, Kenapa?

Baca Juga: Jangan Khawatir NIK KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id/bpum, Begini Cara Atasinya

“Mulai dari riset dan pengembangan, produksi dan pemasaran bersama, pembelian, perawatan serta capacity building," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu dalam kunjungan kerja ke Pusat Industri Strategis FNSS Defence System, Selasa, 3 November 2020 di Ankara, Turki.

Dilansir dari mpr.go.id oleh mantrasukabumi.com, kunjungan kerja pimpinan MPR RI ini atas undangan Ketua Majelis Agung Nasional Turki, H.E. Mr. Mustafa Sentop. Pada kunjungan kerja tersebut, turut hadir pula para Wakil Ketua MPR RI antara lain Syarifuddin Hasan dan Fadel Muhammad. Serta anggota MPR RI dari unsur DPR RI Mohammad Ichsan Firdaus dan anggota MPR RI dari unsur DPD RI Djafar Alkatiri.

Bambang Soesatyo kemudian menjelaskan, alasan kenapa Turki dipilih  dalam kerjasama di bidang industri pertahanan adalah karena ada latar belakang hubungan baik yang telah lama terjalin di antara kedua negara.

Melalui FNSS, Indonesia juga melihat potensi sumberdaya yang dimiliki Turki, serta terbukanya peluang kerjasama dengan prinsip saling menghormati dan skema kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 

Bamsoet menjelaskan, memenuhi kebutuhan peralatan hankam domestik dan kemandirian industri pertahanan nasional di Indonesia tersebut selaras dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Baca Juga: 5 Mahasiswa Asal Indonesia Berhasil Lulus di Universitas School Of International Education di Wuhan

Dia kemudian melanjutkan, “Kerjasama industri pertahanan Indonesia dengan Turki selanjutnya memiliki dasar legalitas yang lebih kuat lagi melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerja Sama Industri Pertahanan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Republik Turki," 

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga memaparkan bahwa salah satu bentuk kerjasama yang disepakati antara Turki dengan Indonesia adalah pengembangan medium tank yang dikenal dengan Tank Harimau.

Kendaraan militer tersebut memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan di Indonesia, seperti mampu berada di rawa dan laut, dengan berat sekitar 20-40 ton, dan dilengkapi dengan cannon berkaliber 90-105 mm. 

Bambang Soesatyo berharap, penguatan kerjasama di bidang industri pertahanan antara FNSS dengan PT Pindad dapat terus dijaga dan dikembangkan, sehingga menjadi pendorong bagi peningkatan kerjasama lainnya, baik pada bidang industri pertahanan lainnya, seperti pengembangan teknologi drone.

"Termasuk mencari peluang penggunaan teknologi drone yang tidak hanya untuk industri pertahanan nasional. Tetapi juga untuk penguatan kegiatan ekonomi lainnya, seperti untuk mendukung food estate, pembangunan desa, pengawasan sektor perikanan dan kelautan serta lainnya. Hal ini dilakukan mengingat Turki diakui memiliki teknologi drone terbaik di Eropa maupun dunia," ujar Bamsoet.

Baca Juga: Wakil BURT DPR RI: Akademisi Harus Terlibat Pembentukan Undang-Undang

Ketua MPR RI ke- 15 ini juga menyambut baik kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 antara Indonesia dan Turki. Dia berkata bahwa pihaknya merasa senang Menteri yang membidangi Riset dan Teknologi dari kedua negara telah bertukar pandangan dalam kerangka kerjasama pengembangan vaksin Covid-19.

“Tentunya kita mendoakan semoga hasilnya segera bisa dimanfaatkan oleh rakyat kedua negara, dan juga bagi kemanusiaan secara global,” kata Bamsoet.”**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah