Habib Rizieq Shibab Sebut Pihaknya Bukan Musuh Pemerintah, Melainkan Lawan Kezaliman

- 11 November 2020, 20:45 WIB
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. /ANTARA/Muhammad Iqbal

MANTRA SUKABUMI – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, satu-satunya tokoh di Indonesia yang dijemput jutaan umat di bandara tanpa intruksi siapapun. Beliau Habib Rizieq,” tulis @DPPFPI_ID.

Pada hari selasa kemarin, merupakan hari kepulangan Habib Rizieq Shibab. Massa Front Pembela Islam (FPI) memadati Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Saat ceramah terkait kepulangannya ke Indonesia, Habib Rizieq Shihab (HRS), menyampaikan pihaknya bukanlah musuh pemerintah, melainkan musuh kezaliman.

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

"Jadi di sini saya mau kandaskan sebelum saya akhiri. Sekali lagi kita yang ada di sini habaib, ulama, sekali lagi kita bukan musuh pemerintah. Kita bukan musuh negara, kita bukan musuh tentara, kita bukan musuh polisi," kata Rizieq seperti dalam video yang diupload dalam akun Front TV.

"Kita musuh kezaliman, kita musuh kecurangan, kita musuh kemunafikan, kita musuh segala kejahatan, betul?" tambah Rizieq. Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari rri.co.id.

Rizieq menyebut, ia tidak pernah sungkan untuk mengapresiasi pemerintah jika memang berbuat hal baik. Ia mencontohkan, saat Menkopolhukam Mahfud MD, mempersilakan pendukungnya untuk menjemput di bandara.

"Kaya kemarin Pak Mahfud umumkan yang mau jemput silakan, nah baik enggak tuh, kita terima kasih. Terima kasih Pak Mahfud umat akhirnya diizinkan menjemput," kata Rizieq. 

"Tapi pada saat Pak Mahfud bilang Habib Rizieq kriminal, deportasi, itu baik apa enggak? Enggak terima kasih. Jadi kita objektif saja yang baik kita terima kasih, yang enggak baik kita luruskan. Insyaallah," tambah Rizieq.

Baca Juga: Sering Disepelekan, Berikut 8 Adab dalam Berteman Menurut Islam

Di kesempatan yang sama, Rizieq juga menyinggung terkait rekonsiliasi dengan sejumlah pihak yang dinilai berseberangan dengannya. Baginya, kemungkinan itu bisa saja terjadi, jika ada niat dan tekad yang baik.

"Tapi kalau rekonsiliasi berdiri atas dasar kecurangan, kezaliman, kejahatan, saudara, tidak mungkin. Tidak ada rekonsiliasi kalau kezaliman dibiarkan," kata Rizieq.**

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah