Kemendikbud Sebut PJJ Berdampak Putus Sekolah, Natalina Rimba: Siswa Rentan Kecanduan Gawai

- 17 April 2021, 22:12 WIB
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. /Instagram.com/@nadiemmakarim

MANTRA SUKABUMI - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan pendidikan jarak jauh (PJJ) memiliki dampak tidak menggembirakan pada keberlangsungan sekolah siswa.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur SMA Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud, Purwadi dalam dialog pendidikan di Bogor, Sabtu.

Menurut Purwadi, terkait dampak yang mengakibatkan siswa putus sekolah belum bisa menjelaskan sepenuhnya.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: dr Lisa Amarta: Astagfirullah, Kalau Benar ini Pernyataan Dahnil Anzar, Sungguh Nista Anda

"PJJ akibat pandemi COVID-19 memang berdampak pada anak, dampaknya ada yang putus sekolah, kalau ditanya berapa jumlahnya? Saya belum bisa memberikan datanya karena datanya di Dapodik dan 'cut off' nya dua kali dalam setahun," ujar Purwadi.

Dia menambahkan di Nusa Tenggara Barat ada laporan mengenai anak SMA yang putus sekolah dan memutuskan menikah, karena dia menganggap tugas sekolah terlalu berat dan berasal dari keluarga miskin.

Siswa tersebut dengan menikah, persoalan ekonominya dapat teratasi karena ada suaminya yang menanggung hidupnya.

Laporan lainnya juga terjadi adanya peningkatan pernikahan siswa, terutama di Indonesia bagian timur.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Peringatkan Orang yang Sering Cabut Uban, Simak Penjelasan Hukumnya

"Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas merupakan solusi dari PJJ yang berkepanjangan," tambah dia.

PJJ berkepanjangan juga membuat sebagian siswa merasa tertekan karena banyaknya tugas yang diberikan, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Sabtu, 17 April 2021.

Selain itu, Direktur Program Pelajar Berkreasi Mentari Group Natalina Rimba mengatakan pendidikan jarak jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19 membuat siswa rentan kecanduan gawai.

"Kondisi pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi para siswa, yang mana mereka rentan sekali kecanduan gawai," ujar Natalina, dalam webinar di Jakarta, Sabtu.

Menanggapi hal tersebut, Mentari Group menghadirkan Pelajar Berkreasi untuk menjawab tantangan pelajar Indonesia masa kini sekaligus menyediakan panggung untuk mereka.

Menurut Natalina, program itu merupakan seri perlombaan yang mendukung pelajar di seluruh Indonesia untuk mengasah kemampuan literasi, numerasi, karakter dan kreativitas. Pelajar Berkreasi diadakan pada Maret-Oktober 2021, dan akan menjadi kegiatan tahunan.

Natalina menyampaikan bahwa Pelajar Berkreasi dirancang sesuai kebutuhan pelajar saat ini, yaitu menjawab tantangan Asesmen Kompetensi Minimum yang fokus pada literasi, numerasi, karakter. ***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah