Cek Fakta: China Targetkan 100 Juta Penduduk Indonesia Mati dengan Vaksin, Ini Faktanya

5 November 2020, 05:57 WIB
Ilustrasi Vaksin /

MANTRA SUKABUMI - Beredar sebuah postingan di media sosial Facebook dan WhatsApp bahwa China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia mati dengan vaksin dari Negara Tirai Bambu tersebut.

Unggahan China menargetkan 100 juta warga Indonesia mati karena vaksin dari negaranya viral dan ramai jadi perbincangan warganet Tanah Air.

Salah satunya terlihat dari unggahan pemilik akun Facebook Solid Lawan Covid, pada Oktober 2020. 

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Akan Dicairkan Hanya untuk 6 Kriteria Berikut Ini

Baca Juga: Jangan Harap Dapat BPUM UMKM Rp 2,4 Juta Jika Bukan Termasuk 6 Golongan Ini, Simak Penjelasannya

Bukan hanya di Facebook, narasi berisi target kematian 100 juta warga Indonesia oleh China itu juga tersebar pula lewat pesan berantai aplikasi WhatsApp. 

“Hati hati vaksin bisa membunuh jiwa. Cina mentargetkan 100 jt penduduk indonesia mati melalui vaksin cina. Jangan ada yg mao divaksin. Biar cina bangkrut ini bisnis WHO. Yahudi nasoroh cina. Yg jadi tujuan umat islam. Kita wajib waspada. Negara di Rezim jokowi jadi amburadul. Lengserkan jokowi pemimpin keblingeerrrr," demikian isi narasi yang beredar di whatsapp.

Benarkah China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia tewas dengan vaksin?

Dilansir dari Antara pada Kamis, 5 November 2020, hingga Rabu, 4 November 2020, tidak ditemukan satu pun pernyataan resmi yang dimuat media arus utama ataupun sumber resmi lain, terkait target kematian 100 juta warga Indonesia oleh China melalui vaksin produksi mereka.

Baca Juga: Cek Daftar Penerima BPUM Disini, Cukup Masukan Nomor KTP di eform.bri.co.id/bpum

Terkait penyediaan vaksin di Indonesia sendiri, mengacu laman covid19.go.id, pemerintah tidak hanya mengandalkan satu sumber vaksin.

Selain Sinovac dari China, pemerintah Indonesia juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain seperti Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca, dan Cansino Biologics, serta beberapa perusahaan farmasi lain.

Khusus vaksin Sinovac, vaksin dari China itu telah memasuki uji klinis fase tiga. Bukan hanya di Indonesia, ternyata uji klinis Sinovac juga dilakukan di Turki maupun Brazil, sebagaimana dituliskan ANTARA dalam berita berjudul "Tak ada hal mengkhawatirkan uji klinis fase 3 vaksin Sinovac".   

Hal itu diungkapkan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil Sp AK MM bahwa tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dari uji klinis fase tiga vaksin Sinovac hingga saat ini.

"Kalau sudah lulus tahap tiga, vaksin bisa digunakan dan diperjualbelikan," kata Kusnandi.

Baca Juga: Buruan Login sso.bpjsketenagakerjaan.go.id, BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Segera Cair

Menurut Kusnadi, para relawan yang telah mengikuti imunisasi Vaksin Sinovac akan terus dipantau hingga enam bulan ke depan.

Selain itu, Kusnandi juga menambahkan dari sekian banyak imunisasi yang dilakukan di Indonesia, kemungkinan terjadi reaksi yang berat seperti pingsan habis diimunisasi sangat kecil, di mana kejadiannya adalah 0,1 sampai satu kejadian dari sejuta orang yang diimunisasi.

Dengan demikian, unggahan terkait China menargetkan kematian 100 juta penduduk Indonesia melalui vaksin itu dapat dipastikan adalah hoaks.**

Editor: Andriana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler