Yaman Diprediksi Jadi Negara Terparah Terdampak Corona, Ini Alasannya

29 Juni 2020, 18:17 WIB
Anak Anak Yaman /foto: UNICEF

 

MANTRA SUKABUMI - Virus corona melanda hampir di seluruh dunia, termasuk salah satu negara yang berada di wilayah Timur Tengah, yakni negara Yaman.

Hingga saat ini pandemi Covid-19 di Yaman begitu mengkhawatirkan, bahkan salah satu perwakilan PBB mengatakan saat ini Yaman membutuhkan hingga hampir 2,5 juta milyar dollar AS sampai akhir tahun 2020.

Dilansir dari media bbc.com Yaman diprediksi menjadi negara terparah yang terkena dampak Covid-19 karena beberapa alasan, diantaranya:

Baca Juga: Bantu Penanganan Virus Corona, Kementerian ESDM Gelontorkan Dana Sebesar Rp3,4 triliun

1. Perang Masih Terjadi

Sejak 2015, konflik di Yaman telah terjadi yang mengakibatkan jutaan orang hidup tanpa memiliki akses perawatan kesehatan yang layak, air bersih atau sanitasi - elemen penting dalam mencegah dan menekan penyebaran virus corona.

Selain itu, jalur-jalur distribusi diblokade oleh koalisi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi dalam melawan pemberontak Houthi baik dari darat, laut, dan udara, sehingga bantuan makanan pokok serta obat-obatan menjadi terkendala.

Yang paling parah sehingga virus corona sulit dikendalikan adalah tidak adanya pemerintah pusat yang bertanggung jawab setelah pemberontak mengusir pemerintah keluar dari ibu kota ke wilayah selatan negara itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka Akui Dirinya Simpatisan PKI

2. Krisis Kemanusiaan Terburuk di Dunia

PBB sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Yaman sebagai negara paling miskin di dunia, itu terjadi tepatnya tiga tahun sebelum Covid-19 muncul.

Hampir 80% dari populasi penduduk disana hidup bergantung pada bantuan, sehingga jutaan rakyatnya berada diambang kelaparan, inilah salah satu alasan yang menyebabkan rakyat di Yaman mudah tertular Covid-19 karena sistem kekebalan tubuh mereka yang lemah.

Baca Juga: Mengharukan, Seorang Prajurit Rekam Video Sebelum Bunuh Diri, Kecewa Minta Bantuan Tak Ada Tanggapan

3. Runtuhnya Sistem Kesehatan Yaman

Lima tahun perang berjalan tanpa henti telah menghancurkan sistem kesehatan di Yaman, sehingga negara itu tidak mampu menghadapi pandemi.

Hanya setengah dari 3.500 fasilitas kesehatan Yaman yang masih berfungsi, karena sebagian besar telah hancur akibat peperangan.

Bahkan yang lebih mengenaskan di negara berpenduduk 27,5 juta orang itu, hanya ada beberapa ratus mesin ventilator yang sangat vital dalam membantu pernafasan para pasien yang terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Kabur dari Bayah Banten, Pencuri Mobil Ini Diamankan Polisi di Cisolok Sukabumi

4. Jumlah Kasus Covid-19 Tidak Diketahui

Yaman kesulitan mencegah penyebaran kasus Covid-19 karena sistem dan fasilitas kesehatan negara itu hancur, sehingga penyebaran tidak mampu terdeteksi.

Pemerintah setempat sempat mengumumkan ada lebih dari 900 kasus virus corona, namun dari pihak pemberontak yang menguasai ibu kota dan wilayah padat lainnya hanya mendeteksi empat kasus.

Sehingga PBB memprediksi jumlah kasus virus corona yang sebenarnya terjadi jauh lebih tinggi daripada yang disampaikan baik oleh pemerintah maupun pemberontak

Baca Juga: Tim Medis dengan APD Lengkap Evakuasi Pria Pingsan di Depan Terminal Palabuhanratu

5. Tenaga Medis Rentan Terpapar

Situs berita Al-Masdar pernah melaporkan meskipun belum terkonfirmasi kebenarannya, puluhan petugas medis telah tewas akibat Covid-19 di beberapa daerah baik yang dikuasai pemberontak maupun pemerintah.

Bahkan Yassin Abdul Wareth yang merupakan salah satu pakar penyakit menular yang paling menonjol di Yaman, dikabarkan meninggal akibat Covid-19. **

Editor: Fauzan Evan

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler