CEK FAKTA: China Targetkan 100 Juta Warga Indonesia Tewas Oleh Vaksin, Hoax atau Fakta?

6 November 2020, 14:35 WIB
Cek Fakta /

MANTRA SUKABUMI – Beredar kabar bahwa China targetkan 100 juta penduduk Indonesia tewas dengan vaksin kiriman dari Negara Tirai Bambu tersebut, demikian sebuah unggahan yang viral dan ramai jadi perbincangan netizen Tanah Air.

Narasi tersebut, salah satunya diunggah oleh akun Facebook Solid Lawan Covid, pada Oktober 2020. 

Selain pada jejaring medsos Facebook, narasi berisi target kematian 100 juta warga Indonesia oleh China tersebut juga tersebar pula lewat pesan berantai aplikasi WhatsApp. 

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Amalan Doa Penghilang Stres dan Anti Galau

Isi dari pesan yang beredar di aplikasi WhatsApp adalah: “Hati hati vaksin bisa mwmbunuh jiwa. Cina mentargetkan 100 jt penduduk indonesia mati melalui vaksin cina. Jangan ada yg mao divaksin. Biar cina bangkrut ini bisnis WHO. Yahudi nasoroh cina. Yg jadi tujuan umat islam. Kita wajib waspada. Negara di Rezim jokowi jadi amburadul. Lengserkan jokowi pemimpin keblingeerrrr,"

Namun, benarkah China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia tewas dengan vaksin?

Hingga Rabu, 4 November 2020, tidak ditemukan satu pun pernyataan resmi yang dimuat media mainstream ataupun sumber resmi lain tentang target kematian 100 juta warga Indonesia oleh China melalui vaksin buatan mereka.

Dengan demikian, unggahan terkait vaksin dari Negeri Tirai Bambu itu dapat dipastikan adalah hoaks alias berita bohong.

Mengacu pada laman covid19.go.id, pemerintah tidak hanya mengandalkan satu sumber vaksin untuk menangani COVID-19 di Indonesia, dilansir dari antaranews.com oleh tim mantrasukabumi.com.

Selain Sinovac, vaksin asal China, pemerintah Indonesia juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan obat-obatan lain seperti Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca, dan Cansino Biologics, serta beberapa perusahaan farmasi lain.

Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, mengatakan tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dari uji klinis fase tiga vaksin Sinovac hingga saat ini.

Baca Juga: Viral Video Pembullyan Betrand Peto, Ruben Onsu Naik Pitam dan Beri Peringatan

Baca Juga: Provinsi Jatim Juara Umum KSN Tingkat Nasional 2020, 465 Medali Diserahkan Kepada Pemenang KSN 2020

"Kalau sudah lulus tahap tiga, vaksin bisa digunakan dan diperjualbelikan," kata Kusnandi.

Menurut Kusnandi, relawan yang telah mengikuti imunisasi Vaksin Sinovac akan terus dipantau hingga enam bulan ke depan.

Kusnandi juga menuturkan bahwa dari sekian banyak imunisasi yang dilakukan di Indonesia, kemungkinan terjadi reaksi yang berat seperti pingsan habis diimunisasi sangat kecil, di mana kejadiannya adalah 0,1 sampai satu kejadian dari sejuta orang yang diimunisasi.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler