Korban Covid-19 Terus Bertambah, WHO Peringatkan Eropa Masa Sulit di Enam Bulan Mendatang

20 November 2020, 17:05 WIB
Ilustrasi Covid-19 /mantrasuabumi.com/Andi Syahidan

MANTRA SUKABUMI – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan Eropa harus bersiap untuk menghadapi masa 'sulit' yang diperkirakan akan datang enam bulan ke depan, akibat gelombang pandemi Covid-19 yang baru-baru ini melanda benua tersebut.

Eropa saat ini berada di pusat pandemi Covid-19 bersama dengan Amerika Serikat, dengan jumlah kasus yang meningkat setiap harinya.

Sebagian besar negara Eropa telah memberlakukan kembali langkah-langkah ketat demi memperlambat penyebaran virus tersebut.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: PA 212 Sebut TNI Unjuk Kuasa Kepada Rakyat, Ferdinand Hutahaean: Kalau Cuma FPI, Jangan Sebut Rakyat

Hans Kluge, direktur WHO Eropa, mengatakan lebih dari 29.000 kematian akibat Covid-19 tercatat di seluruh benua pekan lalu. Ia menambahkan bahwa pembatasan sosial dan penguncian atau lockdown telah membantu mengurangi jumlah kasus baru.

Sejak pandemi dimulai, total kasus positif Covid-19 di Eropa mencapai 15.738.179 kasus, dengan angka kematian mencapai 354.154 jiwa.

Inggris merupakan negara Eropa yang paling parah terkena dampak Covid-19, menjadikannya negara Eropa pertama yang mencatat lebih dari 50.000 kematian minggu lalu. Selain Inggris, jumlah infeksi Covid-19 tertinggi diraih oleh Prancis, dengan kasus mencapai 2.115.717, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Independent.

Kluge mengatakan bahwa Eropa menyumbang 28 persen dari kasus global dan 26 persen dari jumlah kematian. Dia sangat prihatin dengan situasi di Swiss dan Prancis, di mana unit perawatan intensif berisiko tinggi menjadi kewalahan.

"Eropa sekali lagi menjadi pusat pandemi, bersama dengan Amerika Serikat," ujar Kluge saat konferensi pers di Kopenhagen, Denmark.

Dia mengatakan angka terbaru menunjukkan ada bahwa ‘satu orang meninggal setiap 17 detik’ akibat virus corona di Eropa.

Baca Juga: Menteri PPP Tegaskan Pemenuhan Hak-Hak Anak Tidak Dapat Dikesampingkan dalam Kondisi Apapun

Baca Juga: Ridwan Kamil Penuhi Panggilan Kepolisian Terkait Kerumunan Massa Acara Habib Rizieq Shihab di Bogor

“Ada cahaya di ujung terowongan, tetapi enam bulan kedepan akan menjadi masa-masa yang sulit,” katanya, mengacu pada perkembangan terakhir dalam lomba produksi vaksin.

Vaksin yang sedang dikembangkan oleh Oxford, Pfizer-BioNTech, Sputnik dan Moderna semuanya telah melaporkan data awal dengan hasil yang cukup menjanjikan.

Kluge juga menambahkan, perayaan Natal di negara-negara Eropa tahun ini akan menjadi Natal yang berbeda, tetapi bukan berarti warga Eropa tidak bisa merayakan Natal.

Dia menyarankan perayaan Natal secara virtual, sambil memberlakukan pembatasan social, seperti yang dilakukan oleh umat Islam saat bulan suci Ramadhan dan festival cahaya Hindu, Diwali, sebagai contoh bagaimana umat beragama beradaptasi untuk merayakan saat berada dalam penguncian.

“Hargai musim perayaan dengan orang-orang yang dekat dengan Anda,” katanya.

“Jika itu adalah pertemuan besar orang-orang yang rentan, lebih baik menunda pertemuan itu sampai Anda dapat berkumpul dengan aman,” tambahnya.

“Meskipun cuaca dingin, jika pihak berwenang setempat mengizinkan, berkumpullah di luar bersama orang-orang tersayang untuk berpiknik di taman,” pungkasnya.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler