Lebanon Kerahkan Pasukan Jaga Rumah Ketua Parlemen Nabih Berri yang Menjadi Sasaran Pengunjuk Rasa

- 13 Desember 2020, 10:55 WIB
Ilustrasi: Lebanon Kerahkan Pasukan Jaga Rumah Ketua Parlemen Nabih Berri yang Menjadi Sasaran Pengunjuk Rasa.*/
Ilustrasi: Lebanon Kerahkan Pasukan Jaga Rumah Ketua Parlemen Nabih Berri yang Menjadi Sasaran Pengunjuk Rasa.*/ /Jorono/Pixabay/Jorono

MANTRA SUKABUMI - Pasukan Angkatan Darat Lebanon dikerahkan di dekat rumah Ketua parlemen Nabih Berri pada hari Sabtu ketika pengunjuk rasa menargetkan orang-orang yang mereka yakini sebagai "elit yang memiliki hak istimewa."

Kelompok pengunjuk rasa mengikuti para pemimpin politik dan ekonomi ke restoran dan kafe untuk memprotes dan menuduh mereka melakukan pencurian. Mereka termasuk mantan menteri Adnan Kassar, istri gubernur Banque du Liban, Nada Riad Salameh, dan sekretaris jenderal Gerakan Masa Depan, Ahmad Hariri.

Kemarahan lebih lanjut terjadi pada hari Sabtu ketika rekaman video muncul dari pengawal Hariri, sepupu dari Perdana Menteri Saad Hariri, tampaknya menyerang pengunjuk rasa di dalam sebuah restoran Italia kelas atas di Beirut.

Baca Juga: Turki Tegur Iran Terkait 'Bahasa Ofensif' yang Ditujukan kepada Erdogan

Baca Juga: Bahaya! Jangan Makan Salad Buah Akan Sebabkan Risiko Penyakit Ini

Baca Juga: Promo Peak Day 12.12, ShopeePay Menawarkan 9x Promo dalam Sehari dan Beragam Pilihan Merchant

Pengguna Twitter Usamaibn Munqid mengatakan: "Seluruh elit politik Lebanon perlu dipenjara apakah itu Hariri, Aoun, Berri, dan banyak lagi," seperti dikutip dari Arab News.

Protes jalanan meletus di Lebanon pada Oktober 2019 karena kesulitan ekonomi dan korupsi kelembagaan. Mereka tumbuh setelah ledakan 4 Agustus di Pelabuhan Beirut, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan yang disalahkan oleh kebanyakan orang Lebanon atas kegagalan elit politik. Sementara Perdana Menteri Hassan Diab dan tiga mantan menteri didakwa dengan kelalaian.

Lebanon telah berada dalam cengkeraman krisis mata uang sejak pound, yang sebelumnya dipatok pada 1.500 per dolar, mulai mendevaluasi dengan cepat sebagai akibat dari salah urus politik dan ekonomi, yang juga disalahkan oleh banyak orang pada elit negara itu.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah