Perdana Menteri Armenia Siap Bahas untuk Adakan Pemilihan Parlemen Lebih Awal

- 26 Desember 2020, 14:23 WIB
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan. /Kantor Perdana Menteri Armenia/

MANTRA SUKABUMI - Perdana Menteri Armenia yaitu Nikol Pashinyan mengatakan pada hari Jumat 25 Desember bahwa dia siap untuk membahas kemungkinan untuk mengadakan pemilihan parlemen lebih awal, tetapi menolak tuntutan oposisi untuk mundur atas penanganannya atas konflik Nagorno-Karabakh dengan Azerbaijan.

Pendukung oposisi telah berkumpul selama berminggu-minggu, mendesak Perdana Menteri Nikol Pashinyan untuk mundur atas kesepakatan damai 10 November yang membuat Azerbaijan merebut kembali kendali atas sebagian besar Nagorno-Karabakh dan daerah sekitarnya. Perjanjian yang ditengahi Rusia mengakhiri pertempuran sengit selama 44 hari di mana tentara Azerbaijan mengalahkan pasukan Armenia.

Dia berpendapat pada hari Jumat bahwa para pengkritiknya kurang mendapat dukungan publik yang luas untuk tuntutan mereka.

Baca Juga: ShopeePay Hadirkan Super Online Deals untuk Sambut Momen Akhir Tahun di Era New Normal Jadi Bermakna

Baca Juga: Gus Baha: Orang Miskin Itu Keren, Ngak Kenal Aburizal Bakrie dan Jusuf Kalla, Tapi Disukai Nabi

"Saya tidak bergantung pada kursi perdana menteri, tetapi saya tidak bisa sembarangan memperlakukan postingan yang diberikan kepada saya oleh orang-orang," katanya di Facebook, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari CNA, 26 Desember 2020.

Pashinyan menambahkan bahwa dia siap mengadakan konsultasi dengan partai politik bangsa untuk membahas pemanggilan pemilihan parlemen awal tahun depan.

Para pendukung oposisi pada hari Jumat terus memblokir jalan-jalan di ibu kota Armenia dan sesekali terlibat bentrok dengan polisi.

Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang separatis di sana berakhir pada tahun 1994. Perang itu membuat Nagorno-Karabakh sendiri dan wilayah sekitarnya yang substansial berada di tangan Armenia.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x