Tolak Tuduhan Sumber Covid-19, Tiongkok Ancam Dunia Kerahkan Prajurit Serigala

- 30 April 2020, 06:51 WIB
DONALD Trump membela XI Jinping dan jajaran pemerintahan Tiongkok yang cenderung menutup-nutupi informasi faktual dari wabah COVID-19.*
DONALD Trump membela XI Jinping dan jajaran pemerintahan Tiongkok yang cenderung menutup-nutupi informasi faktual dari wabah COVID-19.* /Kolase AFP dan instagram/@realxijinping

MANTRA SUKABUMISementara ini tuduhan asal covid-19 selalu mengarah ke negara Tiongkok.

Media selalu mengabarkan sumber virus ini berawal dari kota Wuhan Tiongkok.

Bahkan kasus ini menjadi komoditas politik bagi negara-negara yang berkonfrontasi dengan Tiongkok seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara lainnya.

Tak terima dengan tuduhan-tuduhan itu, Tiongkok mengancam negara lain untuk tidak menyelidiki asal-usul virus corona apalagi sampai menyalahkan negaranya sebagai sumber penyakit.

Menurut mereka, apabila hal tersebut terus terjadi, bukan tidak mungkin perang meletus.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Sun, Presiden Tiongkok Xi Jinping meminta duta besarnya untuk mengambil pendekatan tegas atas tuduhan virus corona.

Baca Juga: Pengangguran di Spanyol Bertambah Hingga 14,4 %, Dampak Pandemi Covid-19

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia melontarkan tuduhan dengan menyebut pandemi virus corona berasal dari Tiongkok.

Bukan hanya tuduhan, kedua negara tersebut menyalahkan Tiongkok terkait data pasien virus corona di Tiongkok.

Belum lama ini, Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta dilakukan penyelidikan kepada Tiongkok.

Merasa kesal, Beijing dengan sangat tegas mengecam tindakan Scott Morrison dan menyebut bahwa tindakannya itu bisa sangat berbahaya.

Salah seorang pengamat hubugan internasional ternama di Tiongkok, Cheng Jingye memperingatkan bahwa pelajar dan turis Tiongkok dapat memboikot Australia jika Australia "tidak bersahabat" dengan Tiongkok.

Baca Juga: Kabupaten Sukabumi Siap Laksanakan PSBB Parsial Mulai Rabu 6 Mei 2020

Cheng Jingye mengatakan kepada The Australian Financial Review, "Saya pikir dalam jangka panjang, jika suasana hati berubah dari buruk menjadi lebih buruk, orang akan berpikir mengapa kita harus pergi ke negara yang tidak begitu bersahabat dengan Tiongkok?"

Utusan diplomat Tiongkok lainnya yang berada di seluruh dunia juga melakukan serangan ketika negaranya mendapatkan kriti karena tidak bertindak cepat menghentikan penyebaran virus corona.

Julukan para diplomat itu yaitu Prajurit Serigala. Julukan tersebut terinspirasi pahlawan dalam film propaganda ketika tentara Tiongkok membunuh musuh-musuh Amerika Serikat di Afrika dan Asia Selatan.

Duta Besar Tiongkok untuk Swedia Gui Congyou telah meremehkan para jurnalis di Swedia dan  membandingkan mereka dengan petinju kelas ringan berusaha berhadapan dengan petinju kelas berat.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul "Prajurit Serigala Tiongkok Beraksi, Ancam Dunia Agar Tak Pertanyakan Asal Virus Corona"

Baca Juga: Tips Mencegah Tidur Setelah Sahur dan Salat Subuh, Simak Selengkapnya

Terdapat komentar di situs kedutaan Tiongkok bulan lalu yang menyerang wartawan Swedia terkait artikel dampak sistem politik satu partai Tiongkok terhadap tanggapan soal virus corona.

"Menggunakan epidemi ini untuk tujuan politik, melancarkan serangan ideologis, dan menyebarkan kebohongan atas nama kebebasan berbicara hanya akan mengarah pada sabotase diri. Ini seperti mengangkat batu dan menjatuhkannya sendiri," kata Gui Congyou.

Para ahli mengatakan, Beijing melihat kritik dunia bukan hanya menyerang tindakan yang dilakukan Tiongkok, tetapi kepemimpinan serta hak mereka untuk memerintah.

"Jika ada yang mencoba menyerang Tiongkok dalam masalah ini. Tiongkok akan dengan tegas melawan balik," kata Shi Yinhong, Profesor Studi Internasional di Universitas Renmin.

Ia mengatakan, para pemimpin Tiongkok berpikir jika Tiongkok tidak balik melawan, harga dirinya akan lebih diinjak-injak.

Setelah muncul tuduhan kepada negaranya, sejumlah diplomat Tiongkok saat ini semakin banyak yang menggunakan Twitter dan Facebook, platform media sosial yang diblokir di negara mereka sendiri.

Baca Juga: UPDATE Rabu (29/4/2020), Positif Corona di Kabupaten Sukabumi Tambah Satu, Total 13 Orang

Hal itu dilakukan duta besar Tiongkok untuk Zimbabwe yang mengkomentari tindakan orang-orang Barat yang ia sebut sangat munafik.

Disebutkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin lainnya mengabaikan pandemi virus corona, kemudian mulai mengkambinghitamkan Tiongkok begitu virus menyebar di wilayah mereka.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x